essay perjalanan
Siapa Aku, Hidup Aku,
dan Cita-Cita Aku….
Diana Anggraini, hanya beberapa orang
saja yang mengenal tahu siapa itu Diana Anggraini. Hanya beberapa saja, saya
tahu itu. Saya lahir dikeluarga yang sangat sederhana, keluarga yang bila
menginginkan sesuatu harus dengan usaha yang sangat keras dan pengorbanan yang
begitu besar. Tapi, dengan keadaan keluarga saya yang seperti itu membuat saya
lebih bisa menerima hidup dan termotivasi untuk menjadi orang yang lebih baik
dan akan terus menjadi lebih baik lagi. Amin.
Saya adalah anak terakhir dari 4
saudara dikeluarga, bisa dikatakan sayalah harapan satu-satunya dalam keluarga
untuk meningkatkan derajat keluarga. Karena semua kakak-kakakku sudah menikah
dan memiliki keluarga sendiri. Ingin membahagiakan keluarga saya, berharap bisa
membalas jasa orang tua walau hanya sebutir pasir digurun sahara. Saat ini,
saya hidup hanya untuk keluarga dan orang-orang yang membutuhkan saya. Saya
punya keinginan yang besar, ingin menaikkan haji kedua orang tua saya, membuat
hari-hari orang tua saya bahagia dimasa tuanya, menemani orang tua saya dan
menjadi pelindung untuk keluarga yang saya punya. Karena keluarga adalah hal
terpenting dalam hidup saya.
Tanggung jawab terbesar saya saat ini
adalah, saya dapat berdiri didepan sana dengan teman-teman lainnya. Terlihat
cantik dengan toga, tersenyum bahagia, melukiskan senyuman bahagia di wajah
Mamak, Bapak, Abang-Abang, dan Kakak saya, membuat mereka menganggukkan kepala
haru kepada saya, dengan acungan jempol tanda bangga dari mereka. melukiskan
gelar S.psi di belakang nama saya, dan saya akan teriak ke orang tua “Mamak,
Bapak lihat anakmu setelah perjuangan panjang, dan dukungan penuh keringat dari
Mamak dan Bapak. Dengan penuh pengorbanan untuk membiayai kuliah, akhirnya aku
bisa mencapai S1 ini. Dan mulai saat ini, maka serahkan semua urusan kepada
anakmu ini karena sudah saatnya saya menggantikan Bapak untuk mencari nafkah
dan membuat kalian tersenyum” karena saat ini bukan lagi orang tua yang menjaga
anaknya, anaknyalah yang harus tetap melindungi dan menjaga orang tua.
S1 sudah ditangan, maka S2 sudah
menunggu didepan mata. S2 yang akan menanti dan membawa saya menjadi seorang
psikolog klinis yang bertanggung jawab dan bermoral serta sesusai dengan
syariat-syariat Islam, menjadi seorang psikolog yang masih berpegang teguh
dengan Al-quran dan Hadist agar menjadi lebih benar dan terarah.
***
Cita-cita ku, banyak orang menganggap
apa yang saya cita-citakan terlalu tinggi dan tidak mungkin bisa di gapai.
Memang, cita-cita dan kemaunan saya memang begitu tinggi dan besar. Banyak
sekali cita-cita yang ingin saya gapai, salah satunya Saya ingin sekali menjadi
seorang penulis yang handal dan berkualitas, karena saya ingin dengan menulis
saya bisa menjangkau dunia ini. Dengan menulis saya bisa menjadi seseorang yang
sangat berharga, seseorang yang selalu dikenang dan diingat. Bagi sebagian
orang, apa sih enaknya jadi seorang penulis banyak orang bilang, menjadi
seorang penulis tidak menghasilkan uang banyak, hanya bisa hidup dengan
biasa-biasa saja, dan belum tentu apa yang ditulis bisa langsung diterima
pembacanya. Memang itu semua benar, tapi saya tidak mencari itu semua. Bagi
saya menulis adalah jalan hidup saya, kebahagian saya, dan kesenangan saya,
dengan menulis saya bisa berimajinasi sesuka saya, mengelilingi dunia dengan
imajinasi saya yang tertuang dalam sebuah tulisan. Bahkan untuk saat ini saja,
jika pikiran sudah mulai penuh dan berat dengan tugas-tugas kuliah dari
dosen-dosen kampus maka semua akan hilang jika jari-jari tangan saya sudah
mulai menekan-nekan tombol keyboard notebook saya dan menghasilkan sebuah
cerita pendek. Bagi saya ada kepuasan tersendiri jika saya sudah menyelesaikan
sebuah tulisan, apapun itu.
Selain menulis saya ingin sekali
menjadi seorang penyanyi, pernah satu kata-kata yang sampai saat ini masih
teringat dan terngiang di hati dan pikiran saya ‘Jadikanlah hobi mu itu menjadi
pekerjaanmu, maka kamu akan santai dan enjoy menjalaninya dan tetap bisa
menikmatinya’. Aku ingin sekali mencapai cita-citaku yang saat satu ini, walau
kadang banyak cemoohan dan ejekan yang mengalir dari orang-orang yang mendengar
cita-citaku ini. Tapi aku yakin, suatu saat nanti saya akan bisa meraihnya
menjadi seorang penyanyi yang terkenal dan berada diatas sana dengan segala
prestasi yang saya capai dengan usaha-usaha saya itu dan bernyanyi di atas
panggung megah dengan kerudung putihku. Amin.
Saya pernah bertekad, saya tidak akan
pernah menginjakkan kaki ke luar negeri sebelum saya bisa mengelilingi
Indonesia, karena saya begitu cinta dengan negeri saya ini. Tanah kelahiran
saya dengan segala keunikannya, saya cinta dengan benderanya, saya cinta dengan
penduduknya, saya cinta dengan segala aktifitas yang ada di Indonesia dan saya
cinta dengan segala panorama alamnya yang alami dan indah. Saya akan tetap
tinggal di Indonesia dan memiliki rumah idaman dengan luas 1 Ha di Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Satu keinginan yang selalu saya ceritakan dengan siapapun itu,
saya ingin membeli tanah kosong seluas-luasnya dan bisa menyulap tanah kosong itu
menjadi hutan yang indah dan nyaman. Membantu memperbanyak stok udara di dunia
ini. Amin.
***
Terlepas dari semuanya, sebagai seorang
wanita salah satu keinginan yang menjadi cita-cita terbesar adalah menjadi
seorang istri yang sholeha untuk suami saya kelak, menjadi seorang istri yang
tetap menghormati suami, karena sebagai istri surganya adalah suaminya, menjadi
ibu yang baik untuk anak-anak saya kelak, mengajari mereka dengan baik dan
sabar, mengajari mereka dengan ilmu pengetahuan dan ilmu agama, memberi kasih
sayang untuk anak-anak saya supaya saya memiliki anak yang sholeh dan sholeha
dan berguna untuk agama dan negaranya.Dengan keluarga kecilku saya akan
menjalani hidup dengan aman dan tentram, menjalani hidup dengan bahagia dan
tetap berada dijalan Islam, sesuai Syariat Islam.
Sesudah menikah, saya ingin tetap
bekerja. Melanjutkan karir saya menjadi seorang penulis dan psikolog, karena
pekerjaan saya itu bisa dikerjakan dimana saja. Bisa dirumah dan tetap bisa
mengawasi dan menjaga anak-anak saya tanpa bantuan dari pembantu ataupun
pengurus anak. Walau berkerja, namun semua perkembangan anak-anak kelak
nantinya akan tetap saya saksikan dengan senyuman.
Itulah sedikit perjalanan hidup yang
ingin saya capai dan saya wujudkan, walau terlepas dari itu semua ada kehendak
Allah SWT lah yang meridhoi apapun keinginan saya dan mengabulkannya. Amin.
Komentar
Posting Komentar