Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014
PELANGI              Jam dinding sudah menunjukkan pukul 01.00 wib, aku belum juga menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Ku paksakan mataku untuk setia melototin layar notebook, walau ntah sudah berapa gelas aku meminum kopi dan bergelas-gelas juga air putih habis, masih saja rasa kantuk tidak bisa tertahankan. “aduh ampun deh, tugas ini benar-benar membuat aku nggak bisa bernafas santai “ keluhku agak kencang. Layar handphone ku menyala, satu sms tertera, dengan malas aku buka sms dan membacanya.‘ Cika aku tunggu kamu besok ditaman dekat kos kamu yah, aku pengen ketemu ‘ isi sms dari Tedi. Dasar aneh dini hari begini smsin orang, belum tidur apa. Aku menguap sekali lagi, kali ini sangat lebar. Kututup notebook dan aku lempar handphone ke ranjang, mataku benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa kantuk yang benar-benar parah, ku jatuhkan tubuh lemah ku ketempat tidur dan sebentar saja sudah terlelap dialam mimpi. Hah nyamannya.              Tepat pukul 08.30 aku

cerpen publikasi psikologi

LEMBARAN TERAKHIR JENI              Jeni berkali-kali menguap lebar, 2 hari 2 malam sudah Jeni berkecimpun di tugas-tugasnya. Yah, apalagi kalau bukan tugas kuliah yang tumpukannya melebihi tumpukan baju kotor yang ada di keranjang samping tempat tidurnya. Sama sekali belum isthirahat, capek dan pusing jadi satu. Jeni mengusap wajahnya yang kusut dan pucat, di lihatnya jam dinding pukul 02.00 dini hari. Matanya mengerjab-ngerjab menahan kantuk. Dia pun membereskan kertas-kertas yang ada didepannya. “Akhirnya, selesai juga” batin Jeni sambil menguap sekali lagi. Jeni langsung membaringkan badan yang mulai berasa mau lepas dari peraduannya. Perlahan-lahan Jeni mengatupkan mata yang sudah 4 watt terbuai dengan kesyahduan malam. ***              Kriingggg, jam weker menjerit tepat di telinga Jeni dan sukses membuat Jeni terlonjak bangun, dia mendengus kesal. Mentari sudah menunjukkan wibawanya di ufuk timur dan menerpa tepat di wajah Jeni. Pasti Bibi yang buka gorden jendela,

puisi publikasi psikologi

Gambar
Diana anggraini 11161201666 Publikasi Psikologi   Kelabu Hitam legam tak berbentuk Acak-acak gelap gulita Hidup yang penuh dengan kekacauan Hati yang letih dan tertekan Harus apa yang aku berikan Semua hilang, yang kuperbuat Kelabu cinta tak berbekas Lukanya dalam ditorehkan Dimana hitam, kelam, kelabu Legam gulita tak tau arah Abu-abu lebih dari itu Yah aku lelah dengan semua ini Kelabu tak berujung Gelap tak berbekas Gulita tak pernah tampak Gelap gulita kelabu menjadi satu

essay perjalanan

Siapa Aku, Hidup Aku, dan Cita-Cita Aku…. Diana Anggraini, hanya beberapa orang saja yang mengenal tahu siapa itu Diana Anggraini. Hanya beberapa saja, saya tahu itu. Saya lahir dikeluarga yang sangat sederhana, keluarga yang bila menginginkan sesuatu harus dengan usaha yang sangat keras dan pengorbanan yang begitu besar. Tapi, dengan keadaan keluarga saya yang seperti itu membuat saya lebih bisa menerima hidup dan termotivasi untuk menjadi orang yang lebih baik dan akan terus menjadi lebih baik lagi. Amin. Saya adalah anak terakhir dari 4 saudara dikeluarga, bisa dikatakan sayalah harapan satu-satunya dalam keluarga untuk meningkatkan derajat keluarga. Karena semua kakak-kakakku sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri. Ingin membahagiakan keluarga saya, berharap bisa membalas jasa orang tua walau hanya sebutir pasir digurun sahara. Saat ini, saya hidup hanya untuk keluarga dan orang-orang yang membutuhkan saya. Saya punya keinginan yang besar, ingin menaikkan haji kedua o