ENDORPHIN
PART III
Aku
tidak mengerti kenapa mimpi mengerikan itu kembali lagi muncul, aku harus
bagaimana. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Keluarkan aku dari mimpi buruk
ini lagi. hah suara itu, suara itu barito yang lembut memanggilku. Aku bahagia
mendengar suara itu. (Lidia)
GOT7
masih diinterview oleh salah satu reporter televisi swasta tersebut, Lidia dan
manajer Arim sudah sampai studio 15 menit yang lalu. Mereka menunggu GOT7
selesai interview di samping studio, wajah Lidia masih pucat berkali-kali
diremas-remas telapak tangannya yang dingin. Disandarkan kepalanya kebelakang
“Lidia
kamu baik-baik saja?” Tanya manajer Arim sambil menepuk lengan Lidia pelan.
Lidia mengangguk.
“aku
baik-baik saja eonni, hanya perlu memejamkan mata sebentar saja.”
“eonni
ada urusan sebentar, eonni minta tolong kamu coba lihat-lihat kedalam studio
dan pantau host apa aja yang dia tanyakan. Eonni sudah ada daftar pertanyaan
dari mereka. usahakan jangan sampai host membicarakan tentang mantan pacar atau
sejenisnya.” Lidia mengangguk. Manajer Arim berlalu.
Diperiksa
sebentar daftar pertanyaan yang telah terketik rapi di kertas putih itu.
Setelah memastikan diri kalau dia baik-baik saja dan menghabiskan satu botol
air mineral Lidia dengan diam-diam masuk kedalam ruangan. Intan yang tidak
sengaja melihat Lidia masuk kedalam studio tersenyum simpul, Lidia hanya
menganggukkan kepalanya dia duduk diantara beberapa penonton. Host dan GOT7
tengah tertawa saat Jackson tidak sengaja melontarkan pertanyaan balik ke host
cantik itu. Intan pun mengartikan guyonan Jackson sambil tertawa.
“oh
iya boys, saya pernah beberapa kali membaca artikel tentang mantan-mantan pacar
kalian sebelum kalian debut. Tapi saya sama sekali tidak pernah membaca satu
pun kisah dari Youngjae-si. Tentu kamu pernah memilikinyakan Youngjae-si?”
Youngjae hanya tersenyum kaku. Para member yang lain kompak melihat kearah
Youngjae, Mark yang duduk disebelah Youngjae memegang pundaknya pelan.
“bisa
diceritakan tentang mantan kamu Youngjae-si?” Youngjae memandang Intan dengan
seksama. Tatapannya menyiratkan agar pertanyaan itu segera diskip. Intan
melirik ke Lidia, Lidia sudah panik sambil menyilangkan tangannya untuk segera
mengakhiri pertanyaan itu, terlebih lagi Youngjae sudah terlihat panik dan
mengkhawatirkan.
“Youngjae-si…..
bagaimana dengan mantan kamu. Aku pernah mendengarnya kalau dia bernama Eunsoo,
saya baca dari sumber itu kau sangat menyayanginyakan, dan sampai sekarang kau
masih berhubungan sebagai teman dengannya?” Youngjae seketika menatap host
dengan tatapan terkejutnya. Youngjae sudah menundukkan kepalanya dalam-dalam,
Jb menggenggam tangan Youngjae kencang. Youngjae gak bisa terlihat lemah
seperti ini. Beberapa kali Intan sudah berusaha menghentikan host, host pun
segera meminta maaf.
“maaf
Youngjae-si bila pertanyaan ini sangat mengganggu kamu,” keringat sudah
membanjiri wajah Youngjae dan nafasnya berpacu kencang, seketika dia berdiri
dan limbung. Lidia segera menghampiri mereka,
“kak,
sepertinya kita harus cut dulu. Setelah Youngjae tenang kita bisa
melanjutkannya lagi.” host pun mengangguk mengerti. Dipegang lengan Youngjae
dan bersama member membawa Youngjae ke backstage. Wajah Youngjae terlihat
sangat panik, nafasnya semakin memburu kencang. Baru akan didudukkan Youngjae
berlari kedalam toilet, mengunci pintu dan memuntahkan semua isi perutnya.
Manajer
Arim yang baru saja datang, langsung menyuruh member GOT7 lainnya untuk
menunggu diruangan terpisah. Walau sempat menolak mereka pun menuruti manajer
Arim dan pergi menunggu di ruangan sebelah. Lidia menunggu Youngjae di pintu
kamar mandi.
“Lidia,
bagaimana Youngjae?” Lidia menggeleng pelan. Dia masih mengetuk pintu toilet
yang dikunci dari dalam oleh Youngjae.
“Youngjae-si,
buka pintunya?” seru Lidia.
“Youngjae-ya….”
Mereka terus mengetuk pintu toilet itu. Setelah beberapa saat tidak ada respon,
pintupun terbuka. Wajah Youngjae basah kuyup oleh keringat dengan limbung
Youngjae keluar dari toilet dan seketika jatuh kearah Lidia. Lidia terkejut
dihantam tubuh Youngjae tiba-tiba.
“omo…
Youngjae-si” karena Lidia tidak bisa menopang badan Youngjae yang menjatuhinya
secara tiba-tiba akhirnya mereka terjatuh.
“Eonni….”
Seru Lidia.
“ya
tuhan Youngjae…” manajer Arim segera memanggil bodyguard untuk mengangkat
Youngjae.
“Lidia
kamu duduk,” Lidia menurut. Lidia pun kembali merelakan pangkuannya untuk
bantalan kepala Youngjae. JB yang mendengar manajer Arim teriak memanggil
bodyguard pun masuk kedalam backstage dan kembali mendapatkan Youngjae pingsan.
“pingsan
lagi?” Lidia mengangguk. Manajer Arim berlari keluar untuk mendapatkan minuman
hangat.
“kenapa
host sampai tahu Eunsoo? Yak Youngjaeya….” Jb menepuk-nepuk dada Youngjae
pelan.
“oppa
kita harus segera menyadarkan Youngjae dulu,” Jb menyingkir.
“oppa
tolong aku, didalam tas kecil aku ada minyak kayu putih. Tolong ambilkan.” Jb
mengambil tas kecil Lidia dan segera mencari barang yang Lidia minta.
“yang
ini?” Jb memperlihatkan botol berwarna hijau, Lidia mengangguk. Lidia pun
mendekatkan minyak kayu putih dihidung Youngjae sambil menepuk-nepuk pipinya
pelan.
“Youngjae-si,
sadarlah” dioleskan minyak kayu putih dihidung Youngjae, tidak lama Youngjae
mengerjabkan matanya dan mengusap hidungnya yang terasa hangat.
“akhirnya
kau sadar Youngjae-ya.” seru Jb
“aku
baik-baik saja hyung, biarkan aku berbaring beberapa saat,” gumam Youngjae
pelan. Ditutup wajahnya dengan lengannya,
“oppa,
sepertinya Youngjae sudah baik-baik saja,” Jb mengangguk. Tidak lama manajer
Arim datang sambil membawa segelas teh hangat.
“yak
Youngjaeya minumlah dulu”
“noona,
biarkan aku berbaring dulu.” Youngjae memiringkan tubuhnya dan membenamkan
wajahnya keperut Lidia (mian Youngjae stan J).
“ya
sudahlah, Lidia teh ini Eonni letak disini kalau Youngjae sudah mau minum,
segera berikan.”
“iya
Eonn”
“Jb,
kita harus meeting bersama pihak televisi. Kita harus cari tahu kenapa mereka
sampai tahu Eunsoo, paliah” Jb mengangguk.
“Lidia,
oppa titip Youngjae” Lidia mengangguk. Ruangan itu sepi, Youngjae belum juga
beranjak darinya. Lidia mengambil tisu didalam tasnya dan menghapus keringat
yang masih membasahi wajah Youngjae.
“Youngjae-si,
kamu sudah baik-baik saja?” Youngjae hanya mengangguk pelan.
“bangunlah,
kamu harus minum teh dulu supaya enakan” Youngjae menggeleng. Lidia pun
membiarkan Youngjae tetap berbaring dipangkuannya dan semakin menyurukkan wajahnya
keperut Lidia beberapa saat. Lidia mengamati Youngjae yang masih memejamkan
matanya, seketika Lidia menyemu merah melihat garis wajah Youngjae yang
sempurna. Wajahnya yang putih bersih, tahi lalat yang menghiasi dibawah kelopak
mata Youngjae dan terlihat sangat manis ditempatnya. Lidia tidak bisa
memalingkan wajahnya, baru akan tersadar kalau dia sudah terlalu lama memandang
Youngjae, Seketika Youngjae membuka matanya dan mendapatkan Lidia tengah memandangnya,
Lidia membelalakan matanya terkejut.
“Lidia-si,
kamu tengah memandangi ketampanan wajahku.” seru Youngjae pelan. Lidia terbatuk
pelan, dipalingkan wajahnya sejenak.
“siapa
bilang, aku hanya memastikan kamu baik-baik saja Youngjae-si.” Youngjae
tersenyum melihat wajah Lidia yang benar-benar merona. Malu.
“bangunlah”
Youngjae bangun Lidia mendorong tubuh Youngjae dan menyandarkannya. Diangsur
teh kemulut Youngjae.
“minumlah,
kamu akan segar setelahnya” Youngjae menyeruput teh sedikit memastikan teh
tidak panas. Setelah yakin Youngjae segera meneguknya setengah gelas.
“lagi?”
Youngjae menggeleng. Lidia mengambil minyak kayu putih.
“mau
coba untuk mengoleskan ini, ini akan hangat dibadan kamu.” Youngjae mengambil
minyak kayu putih dan melihatnya dengan seksama.
“ini
aman?” Lidia mengangguk.
“oleskan
diperutmu Youngjae-si,” Youngjae masih tetap menatap curiga pada botol minyak
kayu putih itu.
“atau
harus aku yang mengoleskannya?” Tanya Lidia. Youngjae segera mendekatkan minyak
kayu putih itu ke Lidia.
“kalau
kamu mau?” goda Youngjae.
“aku
nggak mau kena garuk sama fans fans kamu Youngjae-si.” Youngjae kembali
tersenyum melihat wajah panik Lidia.
“seharusnya
kamu beruntung bisa mengoleskan ini keperutku Lidia-si, toh disini Cuma ada
kita berdua” Lidia hanya menggelengkan kepalanya.
“sepertinya
kamu sudah benar-benar baikan Youngjae-si, kamu sudah mulai menggodaku.”
Youngjae tersenyum. Lidia hanya sekilas melihat Youngjae tersenyum, jantungnya
tidak bisa berkerjasama sama sekali, dia begitu cepat berdenyut saat melihat
senyum otter diwajah Youngjae.
“yak
Youngjae, kau pemicu asmaku kambuh.” jerit Lidia dalam hati.
“yang
lain kemana?”
“mereka
tengah meeting bersama kru televisi, meminta maaf karena menghentikan acara
dengan tiba-tiba.”
“ini
salahku, andai aku bisa menahannya sebentar,”
“jangan
dipikirin dulu Youngjae-si, kamu isthirahat saja. Semua sudah diurus dengan
yang lain.”
“maaf
Lidia-si seharusnya tugas kamu sudah selesai, kamu seharusnya sudah isthirahat
dirumah. Tapi sekarang, kamu masih repot mengurusku yang tidak berguna ini.”
“Youngjae-si…..”
Lidia menepuk bahu Youngjae pelan. “jangan berpikir yang macam-macam dulu, aku
senang bisa banyak menbantu kalian semuanya” Youngjae meraih tangan Lidia dan
menggenggamnya.
“terima
kasih banyak Lidia-si,” Lidia menahan nafas dan mengangguk cepat.
“kalau
kamu sudah baikan kita bersiap, untuk menutup acara ini Youngaje-si.”
“haruskah?”
“sebentar
saja, mungkin 5 menit,” Youngjae mengangguk. Dia berdiri,
“kata
Eonni, kamu harus mengganti baju kamu yang basah. Sebentar aku ambil dulu.”
Lidia mengambil kemeja putih dari dalam koper dan membuka semua kancingnya.
Setelah berbalik, Lidia mendapati Youngjae sudah membuka bajunya dan membuat
Lidia berpaling lagi dan menyerahkan kemeja itu dengan membelakangi Youngjae.
Youngjae tersenyum. Segera di pakai kemeja itu,
“aku
sudah selesai Lidia-si,” Lidia berbalik kembali dan tersenyum. Diambil jas putih
disampingnya.
“tangan.”
Youngjae merentangkan tangannya. Lidia segera memakaikan jas tersebut.
“ayo.”
Youngjae berjalan dengan tergesa, lupa kalau dia baru saja pingsan. Lidia
menangkap tangannya dan menahannya sebentar.
“perlahan
Youngjae-si, kamu belum pulih sepenuhnya.”
“baiklah”
mereka menuju ruangan tempat para member berkumpul. Sesaat membuka pintu mereka
langsung disambut duo maknae.
“hyung…
kau baik-baik saja. Kami khawatir.” seru Bambam sambil menggandengn tangan
Youngjae.
“hyung
baik-baik saja Bam-ah.”
“Hyung,
jangan pingsan lagi tolong.” seru Yugyeom tidak kalah khawatir. Youngjae hanya
mengangguk pelan. Dengan digandeng duo maknae Youngjae menuju sofa dan
berkumpul dengan member lainnya, Lidia sudah menjauh dan berdiri disamping
manajer Arim. Dia tersenyum memandang GOT7, mereka terlihat sangat kompak dan
manis bersama.
Setelah
beberapa saat menunggu, akhirnya mereka kembali dipanggil kedalam studio dan
melanjutkan wawancara itu. Untungnya acara itu ditayangkan offair 2 hari lagi,
jadi masalah Youngjae bisa diredam. Terlebih lagi pihak televise menyetujui
jangan sampai video ini tersebar didunia maya. Akan semakin rumit bila ini
menjadi masalah. Host acara itu pun segera menberi pertanyaan sedikit dan
langsung menutupnya, GOT7 membawakan lagu Prove it untuk mengakhiri acara
tersebut.
***
GOT7
dan semua staf sudah kembali kehotel, malam ini mereka akan terbang kembali ke
Korea. Sesuai permintaan Lidia pun setuju untuk mengantar mereka ke bandara. Youngjae
tengah beristhirahat dikamarnya sementara member lain masuk kedalam kamar JB. Mereka
duduk melingkar untuk mengevaluasi wawancara tadi siang dan menemukan fakta
yang sangat mengejutkan. Manajer Arim terlihat sangat marah dan kalut,
“aku
baru mendapat kabar dari televisi, seseorang sengaja memberi informasi tentang
Eunsoo. Sepertinya dia tahu GOT7 akan wawancara eksklusif bersama mereka, dia
benar-benar memberi berita dan mengirim beberapa foto predebut Youngjae bersama
mendiang Eunsoo. Tapi saya masih tidak habis fikir kenapa orang tersebut
mengatakan Youngjae masih berteman dengan Eunsoo, Eunsookan sudah meninggal.”
penjelasan manajer Arim panjang lebar.
“ini
benar-benar masalah serius noona, kita tidak bisa tinggal diam. Bagaimana kalau
orang itu menguntit kita dan merekam kejadian di studio tadi siang” seru salah
seorang staf berwajah tampan.
“Hoon-na,
kau harus mengurus ini. Boys kalian jaga Youngjae, jadwal kalian sangat luar
biasa. Jangan sampai Youngjae begitu lagi.”
“pasti
noona, Youngjae tidak boleh tahu masalah ini” seru Jackson. “kami pasti
menjaganya”
“tetap
jaga mood dia di kondisi stabil, ini benar-benar buruk. Setelah 3 tahun kenapa
masalah ini sampai permukaan begini. Kita berdoa saja tidak satupun media yang
tahu akan ini.” Lidia yang duduk tidak
jauh dari mereka mendengar semua meeting itu dan ikut khawatir. Bagaimanapun
juga Youngjae sudah dianggap temannya dan dia tidak ingin sesuatu terjadi pada teman
barunya itu. Teman baru? sepertinya
tidak.
Setelah
meeting itu sudah tersepakati akhirnya, manajer Arim menyuruh member isthirahat
dikamar masing-masing, sedangkan dia dan staf lainnya mengemasi barang-barang.
Malam ini mereka harus take off. Lidia melihat manajer Arim tengah mengemas
baju-baju panggung GOT7, dia menghampirinya.
“eonni,
boleh aku bantu?” manajer Arim tersenyum dan mengangguk,
“Lidia,
kapan-kapan mainlah ke Korea. Kunjungi kami yah” seru manajer Arim.
“kalau
bos ku tidak rese’ dan aku diberi cuti tahun ini, pasti aku akan mengunjungi
eonni dan lainnya.”
“wah
eonni tunggu sekali, kau bisa tidur di apartemen eonni Lidia. Dan eonni bisa menemanimu
jalan-jalan, yah kalau jadwal super sibuk GOT7 sudah reda, kau pernah ke
Korea?” Lidia tertawa dan mengangguk.
“dua
kali eonni, yang pertama saat aku masih kelas satu SMA, dan kedua saat aku
magang 6 bulan disana.” Lidia terdiam sejenak “aku melihat jadwal mereka sangat
padat Eonni, takut kesehatan mereka terganggu”
“salahkan
dia Lidia,” manajer Arim menunjuk kearah pria tampan yang tengan mengetik
sesuatu di smartphonenya.
“hoon
oppa?” manajer Arim mengangguk.
“dia
yang membuat jadwal GOT7, tidak punya hati sekali dia memforsir tenaga orang.”
Lidia tertawa, Hoon yang mendengar hanya mencibir dan kembali sibuk dengan
smartphonenya. Manajer Arim mengunci koper dan bernafas lega,
“akhirnya
selesai juga. Gomawo Lidia.”
“cheomnaeyo
Eonni, aku senang bisa membantu eonni dari pada duduk diam disana.” Lidia
tertawa.
***
Malam
menunjukkan pukul 08.00 pm, satu jam lagi pesawat take off keudara. GOT7 dan
staf sudah ada didepan bandara, menatap frustasi penggemar GOT7 yang sudah menunggu
untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. suara mereka sangat riuh,
terlebih lagi saat satu persatu member keluar dari mobil dan melambaikan tangan
kemereka bahkan Yugyeom dan Bambam melayangkan kiss bye dari jauh kearah
penggemar mereka dan disambut teriak riuh memekakkan telinga, yang lain juga
menebar senyum mautnya kearah fans-fans fanatic mereka. Youngjae segera berlari
kedalam bandara dibelakangnya ada Lidia yang menutup tubuhnya dengan jaket
besar dan masker, dia tidak ingin penggemar mengenalinya karena saat fan
meeting Lidia sempat mewawancarai beberapa penggemar yang tengah menonton fan
meeting itu. Setelah terbebas dari jangkauan fans mereka bernafas lega, saatnya
mereka check in. Lidia dan beberapa promotor yang mengantar mereka kebandara
satu persatu menyalami mereka dengan senyuman. Lidia memeluk manajer Arim
dengan erat,
“jangan
lupa janji kamu Lidia.” Lidia mengangguk, dipeluk lagi manajer Arim. GOT7
menghampiri Lidia satu persatu memelukkan erat,
“gomawo
Lidia, kau sudah menemani kami selama kami disini. Kami sangat senang sekali.”
seru JB setelah memeluknya erat.
“sama-sama
oppa, aku juga senang bisa menemani kalian dan mengenal kalian.”
Tidak
ketinggalan Mark, Jakcson dan Jinyoung memeluknya bergantian dan mengacak
rambutnya setelah berterima kasih. Lidia tersenyum, Yugyeom dan Bambam kompak
mendatanginya dan memeluknya.
“kami
akan merindukanmu noona.” seru Bambam.
“aku
juga Bam.”
“noona,
jangan lupakan kami. Tetaplah ingat kami walau kami kadang menyebalkan.”
“tidak
akan Yugyeom, noona janji” Jackson kembali mendekat ke Lidia dan berbisik,
“kamu
sudah menjaga Youngjae dengan sepenuh hatimu, oppa harap ini akan berlanjut
Lidia.” goda Jackson
“maksud
oppa?”
“kalian
berlanjut temenannya.” seru Jackson. Lidia pun tertawa dan mengangguk. Terakhir
Youngjae mendekatinya, ditatap Lidia sejenak. Yang lain sudah heboh menggoda
mereka.
“terima
kasih untuk semuanya Lidia-si, kalau kamu tidak ada disampingku selama aku
disini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku.”
“aku
hanya membantu sebisaku saja Youngjae-si dan aku ikhlas membantumu selama ini.”
Youngjae tersenyum. Dibuka maskernya, Youngjae memeluk Lidia sangat erat
seperti enggan untuk melepasnya. Youngjae melihat semua mata tertuju padanya
dan Lidia,
“ehem,
guys lihat disana” seru Youngjae kencang dan membuat semua orang menoleh kearah
yang ditunjuk Youngjae. Seketika Youngjae mencium kening Lidia pelan dan
melepaskan pelukannya. Lidia terkejut dan refleks menatap Youngjae. Youngjae
tersenyum,
“anggap
saja hadiah untukmu, ucapan terima kasihku Lidia-si.” pandangan semuanya tertuju
lagi pada mereka.
“apa
yang kau lakukan Youngjae-ya,” seru Jinyoung yang pertama kali menyadari, kalau
mereka dikerjain Youngjae. Youngjae menggeleng dan tertawa. Lidia masih
terdiam.
“oke
guys, kita harus masuk sekarang,” seru manajer Arim. Mereka melambaikan tangan
kearah Lidia dan staf promotor. Youngjae menggenggam sekilas jemari Lidia,
Lidia mengangguk.
“annyeong,
jaga kesehatan boys. Eonni aku akan merindukan kalian, hati-hati.” seru Lidia
sambil merelakan rombongan itu masuk ke ruang tunggu bandara.
Tomy
sudah ada didepan bandara, tadi sebelum pergi Lidia memintanya untuk
menjemputnya di bandara. Dia ingin segera pulang ke apartemen dan isthirahat.
“hai,
sudah lama Tom?”
“baru
10 menit yang lalu. Mereka sudah take off.”
“belum,
mungkin setengah jam lagi. ayo pulang aku lelah, oh iya mampir ke klinik dulu
yah. obat asmaku mulai berkurang.”
“siap
nona manis,” mereka pun pergi meninggalkan bandara.
Lidia
merebahkan tubuhnya ketempat tidur, manajer Arim memberinya kabar kalau mereka
sudah take off setengah jam yang lalu. Setelah membalas Lidia meletakkan
kembali smartphone disampingnya. Tidak lama smartphone berbunyi lagi, cring,
cring cring 5 pesan tertera di samrtphonya. Lidia membukanya satu persatu-satu
dan tertawa melihat isinya. Foto Bambam dan Yugyeom terlihat melongo alay,
‘noona,
ini nomorku. Aku dan Yugyeom pasti merindukanmu, jangan lupa menghubungi kami
noona dan ini nomor Yugyeom” dibuka pesan selanjutnya, dari Bambam lagi.
Dan kali ini dia terkejut. Dibaca pesan singkat di bawahnya.
‘ini
hadiah untukmu noona, Jackson hyung yang mengambil semuanya. Kalian terlihat
sangat manis, kami cemburu J’
Lidia
mendapat 7 foto kiriman dari Bambam dan ketujuh foto itu berisi dirinya dan
Youngjae, dia mengingat semua tempat itu. Lidia tersenyum melihat foto-foto
itu. Dibuka pesan terakhir.
‘Lidia-si, aku pasti akan merindukanmu.
Jangan lupa sesekali kamu meenghubungiku Lidia-si. Simpan nomor ini baik-baik
dan ingatlah aku teman jauhmu. Youngjae” Lidia tersenyum. Disimpan ketiga
nomor itu, Lidia mematikan smartphonenya sebelum terlelap. Dia butuh
isthirahat, dokter sudah memperingatinya agar dia beristhirahat cukup. ......
akhirnya bisa update, tadinya mau update semua ternyata naskahnya ketinggalan 2 part. satu dulu aja yah guys. mian kalau banyak typo.
salam sayang
Diana Anggraini :*
Komentar
Posting Komentar