ENDORPHIN










“kau yang membuatnya meninggal oppa, oppa tidak berhak bahagia. Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan oppa dicintai wanita manapun. Aku membencimu oppa”

KOREA, Dorm GOT7 

 

Youngjae terperanjat dari tidurnya dengan napas terengah-engah, mimpi buruk itu muncul lagi. Diseka keringat dingin yang menetes dipelipisnya, Youngjae menggelengkan kepalanya kuat untuk melupakan mimpi yang terus saja menghantuinya itu. Baginya kebodohan masa lalu yang menyebabkan wanita yang dicintainya meninggal dunia adalah tanggung jawabnya. Mimpi itu, dia merasa pantas untuk mendapatkannya, memang dialah yang harus bertanggung jawab atas kejadian itu, dia harus mendapatkan hukuman itu sepanjang malamnya, dan dia memang tidak berhak untuk dicintai siapapun lagi.
Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Youngjae duduk terdiam dengan tatapan tajam penuh penyesalan, tatapan itu lagi. Mark mendekati Youngjae dan menepuk bahunya.
“hyung…..” Mark mengangguk. Mark sudah mengetahui apa yang tengah mendera hati Youngjae saat ini. Kejadian ini sudah sangat sering terjadi dan dia serta member lainnya sudah memahami itu.
“yah… mandilah. Kita harus segera bersiap kebandara Youngjae” Youngjae pun mengangguk dan mengambil handuk. Mark menatap punggung layu Youngjae, sudah beberapa kali Mark mengatakan itu bukan kesalahannya, itu bukan tanggung jawabnya, namun Youngjae selalu saja merasa bahwa dialah yang menyebabkan kejadian itu terjadi.
Pintu kamar mereka terbuka, Jackson masuk.
“Hyung, mana Youngjae?”
“dia masih mandi”
“ah, anak itu. Kenapa baru mandi jam segini, kita harus segera berangkat ke bandara hyung”
“tunggu sebentar, Youngjaekan tidak pernah lama untuk bersiap-siap. Yang lain sudah?” Jackson mengangguk.
“kecuali Bambam, aku tunggu diluar Hyung” Mark mengangguk pelan. Tidak lama Youngjae keluar dari kamar mandi.
“segeralah bersiap youngjaeya, semua sudah menunggu diluar” Youngjae mengangguk pelan. Dikenakan baju seadanya dan memakai masker serta kacamata hitam. Hari ini dia tidak ingin menunjukkan wajah mengenaskannya kepada siapapun.
“ayo berangkat” Mark merangkul bahu Youngjae dan mengajaknya keluar.
Member GOT7 lainnya sudah duduk didalam mobil, Bambam dan Yugyeom asik bercanda dan tertawa sambil melihat telpon pintarnya, Jinyoung serius membaca buku, Jackson dan Jb mendengarkan music. Youngjae dan Mark masuk kedalam mobil dan duduk bersebelahan.
“kita berangkat sekarang anak-anak” seru manejer mereka. youngjae terdiam sambil memandang keluar jendela. Jackson yang menyadari Youngjae terlihat murung menepuk bahunya.
“ada apa denganmu Youngjaeya?” Youngjae menggeleng pelan. Mark memberi isyarat ke Jackson agar tidak menganggunya. Jackson hanya mengangguk. Namun bukan Jackson namanya kalau ada yang  bisa menghindari celotehnya.
“ah hyung, kemaren aku sudah melihat analisis dari psikolog yang kemarin itu, aku lagi-lagi menjadi kebalikannya Mark hyung, aku begitu ekstrovet dan menggemaskan” celetuk Jackson lucu sambil melirik Youngjae yang sedang tersenyum simpul.
“hah, mission songgo” semua orang didalam mobil itu tersenyum senang. Jackson memang selalu berhasil menjadi mood buster di grup mereka.
“ah hyung sebenarnya leluconmu sama sekali tidak lucu, tapi apa boleh buat Youngjae hyung sudah tertawa. Gomawo hyung” seru Bambam. Jackson hanya berkeling sebentar.
“nah, Youngjaeya inilah wajah yang paling hyung suka. Tersenyum dan gembira bukannya cemberut begitu”
“iya Hyung. Terima kasih sudah menghiburku” Jackson menepuk-nepuk bahu Youngjae pelan.
“kamu itu nggak cocok dengan wajah mengenaskanmu itu Youngjaeya”
“gomawo hyung” Youngjae membuka maskernya dan tertawa lebar.
Suasana bandara sudah sangat ramai dan penuh sesak fans mereka, suasana semakin riuh dikala mereka satu persatu turun dari dalam mobil. Sambil melambaikan tangan untuk menyapa Fans GOT7 pun masuk kedalam bandara. Hari ini mereka akan terbang menuju ke Indonesia untuk tour fanmeeting kedua kalinya di Indonesia.
*** 

 INDONESIA, JAKARTA



Lidia menghela nafasnya panjang, dia malas memandang telepon genggamnya. Perintah dari atasannya lagi, nasib sebagai karyawan disalah satu rumah majalah membuatnya tidak bisa tidur tenang, sebagai reporter biografi ini sebenarnya bukan tugasnya meliput boygrup itu. Tapi apa boleh buat, hanya dia yang berbahasa inggris lancar dan sedikit bisa berbahasa korea karena trainingnya dulu berada di korea selama 6 bulan.
“Lidia, pagi ini boy grup GOT7 sudah take off dari bandra incheon 5 menit yang lalu. Segeralah kamu bersiap, kamu yang akan mendampingi mereka sebagai reporter yang akan meliput keseharian mereka selama di Jakarta. Segera bersiap kamu dan Tomy akan menyambut mereka di bandara”
“iya saya tahu, tapikan perjalanan mereka juga masih jauh. Mereka akan sampai 7-8 jam lagi, kenapa harus sepagi ini menghubungiku. Arrgh, baru saja aku terlelap. Tolong” dilempar telepon genggamnya di meja. Dia menutup wajahnya dengan bantal, frustasi.
Song by Bruno mars pun mengalun dari telpon pintar Lidia. Sukses membuat Lidia terlonjak kaget saat dering telepon genggam berdering keras, diraba-raba semua tempat tidurnya untuk menemukan telepon genggamnya. Dilihat sebentar layar telepon genggamnya,
“yaa Tomy, kenapa harus menelpon sepagi ini” Lidia menjauhkan telepon genggamnya dari telinga saat mendengar Tomy teriak kencang.
“apa sih, teriak-teriak” Lidia balik meneriaki fotografernya itu.
“lihat Jam Lidia, jam berapa sekarang. Kenapa kamu belum kekantor juga, GOT7 5 menit lagi landing”
“masa sih” Lidia melihat jam dinding besar didepannya. Lidia membuka matanya lebar-lebar, ternyata dia sudah tertidur selama 6 jam lebih.
“ya ampun, maaf Tomy aku ketiduran tadi. Aku akan segera kesana”
“nggak usah, aku dan tim udah nunggu kamu didepan apartemen kamu. Cepetan bersiap dan segera turun”
“oke oke, aku segera turun Tom. Aku tutup” Lidia berlari mengambil handuk dan mandi seadanya, secepat kilat bersiap dan mengambil semua keperluan dan berlari menuju lift. Didalam lift Lidia sibuk merapikan penampilannya, dan mengatur nafasnya yang sedari tadi tidak berhembus normal. Lidia sudah tidak sabar menunggu pintu lift terbuka. Saat pintu lift terbuka, Tomy sudah menunggunya didepan lobi apartemennya dan segera berlari membantu membawa barang-barang Lidia.
“kamu ini, kenapa bisa telat”
“maaf” mereka segera masuk mobil dan menuju bandara Soekarno-hatta. Untung jalanan saat itu bersahabat, tidak ada kemacetan berarti dan membuat mereka tidak terlambat sampai bandara.
Bandara saat ini sangat sara pengunjung, berkelompok remaja-remaja putri menunggu didepan terminal kedatangan sambil membawa beberapa poster GOT7 dan atribut-atribut GOT7, Lidia sempat takjub melihatnya. Dia tersadar saat Tomy menarik tangannya dan masuk kedalam bandara untuk meyambut kedatangan GOT7.
“itu fans mereka semua Tom?” Tomy mengangguk.
“wah sekeren apa sih mereka sampai fansnya berjibun gitu?”
“bukannya kemaren aku udah kasih semua info tentang mereka kekamu? Pasti nggak kamu baca?”
“aku nggak baca semunya, aku Cuma baca profil mereka aja” Tomy menggelengkan kepalanya.
“salah sendiri, kamu kenalan aja sendiri ntar sama mereka” Lidia hanya memajukan bibirnya dan mengangguk. Beberapa staf dari promotor sudah menunggu dan orang-orang bertubuh besar dan tegap sudah berdiri rapi, semuanya sudah siap dengan kedatangan artis dari Korea tersebut. Lidia dan Tomy berdiri bersama staf promotor setelah berjabat tangan.
Satu persatu staf dari JYP entertainment mulai terlihat dan mulai bergabung bersama mereka, seorang penerjemah cantik menyambut mereka dan memperkenalkan diri. Lidia pun ikut memperkenalkan diri juga. Seorang manajer GOT7 mendekatinya dan berbisik.
“mohon bantuan anda yah nona, mereka semua anak-anak yang baik kok. Tapi harap sabar dengan kelakuan mereka saja” seru manajer perempuan berrambut pendek dengan bahasa koreanya sambil berjabat tangan dengannya.
“siap manajer, saya akan melakukan yang terbaik untuk buku biografi ini. Saya tidak akan mengecewakan perusahaan saya, JYPentertainment maupun GOT7 sendiri”
“kamshamida Aghasi” Lidia membungkuk hormat. Tidak lama GOT7 pun tiba dan bergabung dengan mereka, Lidia menyenggol lengan Tomy disebelahnya.
“aku nggak bisa melihat wajah mereka. semua pakai masker, aku tidak tahu mereka setampan apa”
“huuss, eh Lidia kamu harus paham yah. di Korea hubungan antara yang muda dan yang lebih tua itu sangat sensitive, inget-inget aja mana yang harus kamu panggil oppa dan temen”
“iya aku ingat, nggak perlu kamu ingetin lagi” Tomy mengangguk. Setelah penerjemah mengenalkan diri giliran Lidia yang memperkenalkan dirinya,
“hai, nama saya Lidia saya adalah penulis biografi yang akan bersama-sama dengan kalian selama 2 hari ini. Saya berjanji akan membuat biografi kalian menjadi sangat menakjubkan. Senang bertemu dengan kalian” seru Lidia dengan bahasa korea yang lancar.
“hai Lidia” GOT7 membuka masker mereka satu persatu dan bersalamanan dengannya. Sampai tiba saat Lidia berjabat tangan dengan Youngjae hanya dia yang tidak bersedia membuka maskernya. Bambam mendekat.
“wajah Youngjae Hyung sedang meradang Noona jadi dia tidak bisa melepaskan maskernya sekarang”
“oh iya tidak apa-apa. Semoga cepat mereda radang kamu youngjae-si” Youngjae mengangguk sambil mengucapkan terima kasih.
“oke sekarang kita harus segera keluar dan menuju hotel. Pengawal perketat penjagaan kita harus keluar di pintu berbeda mengingat banyaknya fans yang menunggu diluar.” Seru kepala pengamanan.
GOT7 segera memakai kembali maskernya dan berjalan dikelilingi para pengawal. Lidia pun mulai saat itu harus ikut kemanapun GOT7 pergi, bahkan kamar hotelnya juga bersebelahan dengan kamar mereka. Lidia melambaikan tangan ke Tomy. Tomy mengangguk pelan. Lidia berjalan beriringan dengan manajer GOT7 yang tadi berbisik padanya. Baru saja mereka keluar dari bandara suara ribut dan teriakan kencang terdengar, beberapa gadis masih ada yang berlari menuju mereka. dorong-dorongan pun tidak terhindarkan, mereka ingin sekali melihat lebih dekat dan mendapatkan foto GOT7, kericuhan tidak terhindarkan GOT7 dan staff terhimpit dan terdorong, Lidia yang berukuran kecilpun mau tidak mau ikut merapat kedepan, dahinya tertabrak punggung Youngjae, Youngjae sempat melihatnya sekilas kebelakang. Karena keadaan yang semakin rumit Youngjae hampir saja terjatuh, Lidia segera menarik tangan Youngjae dan menahannya berdiri. Youngjae bukannya melepaskan tangan Lidia, dia malah semakin erat menggenggamnya. Setelah berdesak-desakan dengan penggemar, Akhirnya GOT7 berhasil masuk kedalam mobil dan segera pergi menuju hotel.
***
Youngjae menyandarkan kepalanya kebelakang dan menghembuskan nafasnya, beberapa kali tidak dihiraukan tepukan-tepukan kecil di pundaknya. Sampai Yugyeom berdehem kencang tepat ditelingannya, Youngjae dengan kesal memandang Yugyeom.
“wea, Gyeommah?” serunya kesal
“hyung, sampai kapan kamu akan menggengam tangan Lidia noona?” Youngjae tersadar dan memandang wajah Lidia yang sudah merah padam, malu. Youngjae segera menarik tangannya dan membungkuk sekali.
“ah mian Lidia-si” Lidia mengangguk pelan.
“maaf ya, aku harus ikut didalam mobil kalian. Mudah-mudahan tidak berhimbas pada apa pun”
“santai aja Lidia-si, jangan terlalu dipikirkan fans fans kami sangat pengertian kok” seru Jb meyakinkan.
“syukurlah” Lidia kembali diam dan menunduk berada didalam mobil yang berisikan pria-pria tampan. Sebenarnya ini membuat Lidia susah bernafas karena gugup, asmanya hampir saja kambuh kalau Lidia tidak buru-buru menetralkannya. Lidia mengenggam-genggam tangan kanannya.
Setelah 15 menit didalam mobil akhirnya mereka sampai ke hotel, Lidia segera keluar dari mobil dan bergabung dengan staf promotor. Manajer GOT7 berjalan disamping Lidia.
“mian Lidia-si, Youngjae hari ini tidak terlalu fit konsentrasinya tidak sepenuhnya utuh. Dia sangat gugup makanya sampai menggenggam tangan Lidia-si. Maafkan Youngjae”
“anieyo manajer, tidak apa-apa. Tapi seharusnya kalau dia tidak fit kenapa harus memaksakan ikut di fan meeting ini”
“tadi kami juga sudah menyarankan Youngjae untuk tidak ikut, tapi dia tetap ngeyel ikutan. Mau tidak mau, dia sangat professional” Lidia mengangguk.
“Lidia-si mungkin saat ini biarkan anak-anak isthirahat dulu. 1 atau 2 jam baru Lidia-si bisa mulai mewawancari mereka”
“tidak apa-apa manajer, saya sangat fleksibel. Kapanpun mereka siap”
“terima kasih pengertian anda Lidia-si”
Lidia sudah masuk kedalam kamarnya saat member GOT7 baru saja masuk kedalam lobi. Jackson merangkul Youngjae menuju kamar mereka, kebetulan hari ini Youngjae dan Jackson berada dalam satu kamar, Jb sendiri, JInyoung dan Mark, yang terakhir kamar bungsu-bungsu GOT7 Bambam dan Yugyeom.
“jae, kamu baik-baik saja?” Tanya Jackson saat mereka sudah didalam kamar.
“iya hyung, aku baik-baik saja. Hanya merasa lelah saja hari ini”
“Hyung dengar dari arim noona kamu hampir jatuh tadi?. Tadi itu fansnya ramai sekali, gelang hyung dan Mark hyung sampai lepas”
“iya hyung hampir saja tadi, kalau saja Lidia-si tidak menarik tanganku. Mungkin aku sudah jatuh bersama Bambam”
“untung semua baik-baik saja, fans kita terlalu semangat hari ini. Mandilah Youngjae, hyung mengalah hari ini untuk kamu” youngjae tertawa, dia mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah satu jam beristhirahat member GOT7 berkumpul dikamar Jb, wajah meraka terlihat lebih segar dan cerah. Lidia masuk kedalam kamar Jb dengan senyum termanisnya. Dia duduk tepat didepan Youngjae yang masih menunduk sambil sesekali memeriksa telpon pintarnya.
“hai Noona” sapa Bambam ramah. Lidia tersenyum.
“saya bisa berbahasa korea, berbicara senyamannya aja ya” GOT7 mengangguk.
Setelah memperkenalkan diri lebih mendalam Lidia mulai dengan pertanyaan pertama yang di tujukan untuk leader GOT7.
“setelah 3 tahun debut bersama dan terlihat sangat kompak didepan layar, pernahkan kalian bertengkar satu sama lain? dan sebagai leader apa yang kamu lakukan?” sebelum menjawab parah member tersenyum simpul dan saling menunjuk. Lidia tertawa.
Sesi wawancara itu terlihat sangat seru dan berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti hanya sesekali saja Lidia harus memanggil Youngjae yang tengah melamun atapun sibuk dengan telpon genggamnya.
Dua jam wawancara telah selesai dan semua pertanyaan sudah terjawab dengan lancar dan sesuai dengan harapan, tugas Lidia hanya tinggal mengamati dan mendokumentasikan kegiatan GOT7 selama di Indonesia. Lidia tengah merapikan berkas-berkasnya di ruang tamu kamar JB, ruangan itu sudah sepi para staf dan member sudah kembali kekamar tinggal beberapa bodygruad yang tengah berjaga dan satu manajer yang tengah mengurus baju-baju untuk fanmeeting besok sore. Lidia mendengar langkah kaki dari kamar mandi, Youngjae terlihat setengah terhuyung  berjalan keluar.
“Youngjae-si, kamu tidak apa-apa?” Youngjae tidak menjawab pertanyaan Lidia, dia terus berjalan menuju pintu keluar. Sekali lagi Youngjae terhuyung dan hampir jatuh, Lidia meletakkan kembali berkasnya dan segera menangkap Youngjae.
“hati-hati Youngjae-si, kamu bisa saja terjatuh” didudukkan Youngjae di sofa di bantu oleh bodygruad yang stanby ditempat. Manajer Got7 menghampiri mereka.
“ada apa dengan Youngjae Lidia?”
“Arim eonni, Youngjae-si hampir saja terjatuh. Dia telihat tidak sehat” manajer Arim menarik Lidia untuk duduk di tepi sofa dan membaringkan Youngjae dipangkuannya.
“tolong jaga Youngjae sebentar Lidia, saya akan meminta teh hangat dan obat untuknya” mau tidak mau Lidia yang terkejut saat kepala Youngjae ada di pangkuannya pun hanya mengangguk pelan, digenggam-genggam tangan kanan Lidia dengan kencang saking gugupnya. Jb yang mendengar keributan kecil segera menghampiri dan terkejut melihat Youngjae dipangkuan Lidia.
“Youngjae kenapa Lidia?”
“Jb oppa, Youngjae hampir terjatuh tadi. Arim Eonni masih mengambil teh hangat dan obatnya”
“Youngjae-ya. Hyung sudah bilang kalau kamu tidak sehat kamu tidak perlu ikut fanmeet” jb menepuk-nepuk kepala Youngjae pelan.
“Jb oppa,  biar aku yang menjaga Youngjae-si oppa isthirahatlah. Oppa percayakan Youngjae-si padaku” mengingat esok hari kegiatan mereka sangat full Jb pun mengangguk saat di minta Lidia isthirahat.
“tolong jaga Youngjae Lidia” Lidia menganngguk.
Youngjae masih memejamkan matanya, setelah meminum obat, Youngjae belum beranjak dari pangkuan Lidia. Lidia memperhatikan Youngjae yang setengah wajahnya tertutup tangannya, ragu-ragu Lidia memeriksa suhu dikening Youngjae dan memastikan demam Youngjae sudah berkurang. Lidia meletakkan tangannya dikening Youngjae, saat hendak menariknya Youngjae menangkap tangannya dan mennggenggamnya erat.
“biarkan aku seperti ini beberapa saat Lidia-si” bisik Youngjae. Lidia tidak menjawab, hanya mengangguk pelan dan membiarkan telapak tangannya digenggam erat oleh Youngjae.....


BERSAMBUNG.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENDORPHIN

ENDORPHIN