Dag Dig Dug Cinta



            Di hempaskan tubuhnya ke kursi busway, rasanya hari ini benar-benar melelahkan buatnya. Sudah datang ke sekolah telat, dapat tugas tambahan lagi dari guru buat mengganti keterlambatannya dan sekarang sudah berdiri berbelas-belas menit baru dia mendapatkan kursi untuk duduk. Di usap-usap rambutnya yang sudah berantakan, kini di biarkan menjadi sangat-sangat berantakan lagi. Seorang laki-laki di sampingnya sedikit heran melihat kelakuannya yang di luar normal.
“dek, kenapa? Lagi strees yah atau di putusin pacar. Sampai begitu amat tuh rambut” ledek cowok itu.
“ eh enak aja mas neh, mau tau aja urusan orang. Mending liatin tuh bini di anggurin” sergah Cinta kesal. Cowok itu dan perempuan di sampingnya tertawa geli. Cinta semakin kesal saja, emosinya sedikit lebih meluap wajahnya yang sedari tadi kucel dan berantakan kini menjadi lebih parah. Busway pun berhenti di halte, buru-buru Cinta turun dan berlalu dari busway itu. Wajahnya masih cemberut, karena terlalu fokus dengan lamunannya Cinta tidak melihat ada sebuah batu besar di trotoar tepat berada di depannya, tubuhnya hampir terjerembab jika tidak ada tangan kekar yang mencekal lengannya dan menarik tubuhnya. Cinta terkejut sampai membuatnya bengong sendiri. Sejenak mata mereka bertemu, Cinta segera tersadar dan langsung berdiri.
“ lihat-lihat dong kalau jalan, jangan sok kuat. Adu kekuatan kok sama batu sebesar itu, keturunan gatot kaca loe?” Cinta langsung bengong. Cinta hanya tersenyum kecut.
“ maaf om, gue lagi melamun tadi. Tapi makasih yah om sudah nolongin gue,” cowok itu melotot kearahnya.
“ emang loe pikir, gue pernah nikah sama tante loe, om om.”
“ habis gue harus panggil apa dong om, kakak, abang, kayaknya kemudaan. Kalau om rada-rada tepat gitu”
“ terserah. Lain kali jalan hati-hati, di sini nggak tempatnya untuk melamun” Cinta hanya mengangguk pelan. Cowok itu berlalu, dag dig dug Cinta refleks memegang dadanya.
“ kenapa gue jadi deg-degan begini yah. Ah masa gue suka sama om om kayak gitu. Euy…. Is apaan sih ngaco loe Cinta. Mending pulang aja deh” Cinta berlalu, hatinya sedikit lebih plong. Ntah karena ketemu cowok itu atau karena dia nabrak batu itu. Cinta bersenandung merdu di sepanjang jalannya untung jalanan di komplek perumahannya sepi jadi tidak ada yang melihat dia seperti itu. Dengan jahil Cinta menendang kaleng minuman di depan kakinya. Wajahnya berubah terkejut saat tendangannya  melesat jauh ketengah  jalan dan mengenai pengendara mobil di depannya, mobil itu langsung mengerem mendadak dan menabrak pagar. Cinta bengong, sampai sipengendara turun dari mobil dan menghampirinya, Cinta segera sadar dan mengambil kuda-kuda untuk kabur.
“ hei, mau kemana loe. “ seru cowok itu, Cinta sedikit terkejut saat melihat wajah cowok itu. Cowok yang nolongin dia tadi waktu hampir jatuh,” ternyata loe lagi, loe udah gue tolongin ini malah loe hampir nyelakain gue” cowok itu berang. Cinta kali ini benar-benar kabur, apalagi melihat darah yang mengalir keluar dari hidung cowok itu.
“ maafin gue om, gue nggak sengaja” seru Cinta dari kejauhan, cowok itupun mengejarnya.
“ loe mau kemana? Loe harus tanggung jawab mobil gue rusak karena loe,”
“ sorry om, gue nggak punya uang” Cinta terus berlari, sementara cowok itu masih mengejarnya dengan garang. Untung rumahnya ada di depan, langsung saja dia menghampiri pintu rumah dan masuk kedalam sebelum menutup pintu dia mengejek cowok itu, dan semakin membuatnya kesal. Di acungkan kepalan tangan kearah Cinta.
Cinta bernapas lega setelah sudah duduk di sofa sambil menghapus keringat di kening dan wajahnya. Mama yang melihat langsung menghampiri Cinta, di tepuk pelan bahu Cinta.
“ kamu kenapa sayang? Sampai ngos-ngosan begitu. Habis di kejar anjing gila yah?” Tanya mama
“ kalau boleh milih yah ma, mending Cinta di kejar anjing gila sekalian dari pada di kejar sama orang sinting bin gila itu”
“ di kejar orang, kok bisa kamu ngapain emangnya?”
“ sebenarnya Cinta sih salah, tapikan Cinta nggak sengaja. Cinta nendang kaleng bekas di pinggir jalan nggak taunya tendangan Cinta nyasar ke tengah jalan jadi ngenain orang itu deh”
“ yah kamu sih, pake acara tendang-tendang kaleng segala yah wajar kalau dia marah. Terus orang itu terluka nggak?”
“ Cinta nggak tau mah, tapi mobil orang itu nabrak pagar dan kayaknya lecet gitu mobilnya. Terus Cinta juga lihat sih kalau hidung orang itu berdarah”
“ yah ampun Cinta, sampai berdarah gitu”
“ Cintakan nggak sengaja mama! lagian kalau Cinta tau bakal begitu Cinta nggak akan deh nendang tuh kaleng. ih pokoknya yah Ma hari ini bener-bener ngebêtein banget deh buat Cinta. Udah sekolah telat, di kasih tugas buat ngegangtiin ketelatan  Cinta, ini bermasalah lagi sama om om”
“ kamu sih sayang, lain kali jangan begitu lagi yah. Emang sebaiknya kamu nggak pake acara nendang itu kaleng, mending di pungut dan di buang deh ketempat sampah. Sama sekali nggak membahayakan orang kalau di buang pada tempatnya” Cinta mengangguk pelan, wajahnya masih cemberut “ya sudah Cinta, kamu masuk kekamar ganti baju dan mama tunggu makan siang yah. Jangan cemberut terus entar anak mama cantiknya ilang loe, kelemaan di tekuk gitu” Cinta mengangguk dan berlari kekamarnya di lantai 2.
Karena nggak mau mengulang kesalahan yang kemaren, Cinta pun kali ini berangkat kesekolah lebih pagi, bahkan masih sangat pagi. Benar saja sampai sekolah belum banyak siswa-siswa yang datang di sekolah, hanya ada beberapa siswa yang lagi duduk-duduk di taman dan yandg mengerjakan piket harian, meskipun sekolah Cinta memiliki petugas kebersihan tapi piket masih di jalankan supaya melatih siswa-siswi yang sekolah di SMA itu untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan tetap menjaga kebersiihan sekolahnya sendiri. Daripada bengong dan nggak tahu harus ngapain Cinta ke kantin yang untungnya saja sudah buka, dia langsung duduk di salah satu bangku kantin itu.
“ hah, gue lupa kalau gue belum sarapan tadi dirumah. Bu aku pesan nasi goreng dan segelas es jeruk yah, nggak pake lama oke” Cinta memesan makanan, di ambil buku dari tasnya memeriksa lagi tugas yang diberikan guru untuknya. Beberapa saat menunggu pesanannya pun datang, segera ditutup bukunya dan langsung melahap makanan di depannya.
Selesai makan Cinta menuju ke ruang kelasnya, melamun saat berjalan itu kebiasaan yang nggak pernah hilang dari Cinta sampai saat sedang santai berjalan di koridor, dari belakang ada yang merangkulnya. Sontak saja langkahnya terhenti.
“ pagi Cinta,” sapa Hana
“ eih, kalian ngagetin gue aja” Cinta berseru kesal.
“loe sih, melamun mulu dari tadi kita lihat. Kebiasaan” Citra menanggapi sambil menjitak pelan kepala Cinta.
“ sok tau loe berdua, siapa yang melamun gue Cuma lagi mikir aja nih. Kemaren gue nggak sengaja buat orang celaka gitu, yah gue takut aja kalau gara-gara gue dianya jadi kenapa-kenapa gitu loh” Hana dan Citra menghentikan langkahnya dan kompak memandang Cinta, menyelidik.
“gimana ceritanya loe bisa sampai begitu Cin?” Tanya Hana sambil mengguncang-guncang badan Cinta.
“ kemarenkan loe berdua tau sendiri gimana kacaunya gue di sekolah, jadi itu semua kebawa sampai pulang kerumah. Gue sih nggak ada niat apa-apa waktu lihat tuh kaleng di depan gue..”
Citra memotong pembicaraan Cinta “ kaleng, apa hubungannya dengan kaleng”
“ uh dasar Citra, dengerin dulu gue ngomong sampai habis. Yah itu karena gue nendang kekencangan kalaeng itu jadinya nyasar sampai ke tengah jalan dan kebetulan banget ada yang lewat pake mobil mewah gitu, nggak taunya kena kepalanya dan dia nabrak pagar kompleks perumahan gue guys. Udah mobilnya lecet di tambah lagi kayaknya dia terluka gitu soalnya ada darah keluar dari hidungnya”
“ serius loe, parah banget yah nggak Han,” Hana mengangguk pelan. “ jadi gimana tuh orang?”
“ minta pertanggung jawaban gue sih, tapi….”
“ tapi apa lagi?”
“ tapi, karena gue takut dan bingung. Jadinya gue kabur, lari gitu”
“ ya ampun Cin, parah banget loe. Kalau tuh orang kenapa-kenapa gimana?”
“ nah itu yang lagi gue pikirin sampai sekarang, gue juga takut sih dia kenapa-kenapa”
“ hah dasar loe yah, udah ah dari pada loe terus mikirin tuh orang mending kita buruan masuk dan fokus deh belajar” ajak Hana dan Citra keduanya pun menggandeng tangan Cinta.
Setelah semua pelajaran hari itu selesai, Cinta dan teman-temannya berjalan beriringan keluar dari gedung sekolah. Namun mereka di kejutkan dengan adanya keramaian di depan sekolahnya,
“ mereka pada ngapain sih? Heboh banget  kayaknya”
“ ada pembagian parfum atau kartu perdana gratis kali Cit, ikutan yuk. Mana tau emang ada gratisan disana” Hana dan Citra langsung ikutan nimbrung di kerumunan itu, mendadak wajah mereka berubah saat melihat selebaran yang tertempel cukup banyak.
“ Cinta, buruan kesini” teriak Hana histeris. Cinta yang tidak berniat ikutan pun mau tidak mau mendekat ke Hana. “ ini apaan, loe nggak bertanggung jawab. Terus kenapa ada kartu sekolah loe disini?” Cinta panic sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“ gue nggak tau guys,” seru Cinta. Namun kepanikannya terhenti saat ada yang datang dan berdiri tepat di sampingnya.
“halo Cinta, apakabar?” Cinta buru-buru menoleh dan sedikit shock.
“ om, dari mana loe dapet kartu sekolah gue.” Seru Cinta sambil memeriksa kedalam tasnya.
“ gampang,”
“ om, masih di permasalahkan yah yang kemaren?” Cinta merengek sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatel.
“ pasti, loe udah buat gue celaka, ngebuat mobil gue rusak. Yah loe harus tanggung jawab dong”
“ gue kan udah minta maaf om. Maafin deh, swer deh gue sama sekali nggak sengaja”
“ loe nggak usah bawel, mending loe ikut gue sekarang” cowok itu menarik tangan Cinta dan mengajaknya pergi.
“ Cinta kenapa loe nggak pernah bilang, kalau loe punya cowok secakep itu” seru Citra polos, Hana menyenggol lengannya.
“ loe apaan sih, itu bukan cowoknya. Nggak dengar apa loe, cowok tadi bilang apa. Cinta harus ganti rugi soal kaleng kemaren, ini loe malah ngeliatin cowok itu mulu”
“ emang iyah? Ya ampun Han, gue nggak nyimak bener deh. Duh Cinta kasihan banget sih Hana”
“ dasar, udah ah mending kita pulang aja. Dan kita tunggu cerita Cinta besok gimana” Citra hanya mengangguk dan mengikuti Hana yang sudah berlalu terlebih dahulu.
***
Cinta di bawa cowok itu kesebuah restoran mewah, Cinta masih menundukkan wajahnya karena takut bersitatap dengan orang galak di depannya. Cowok itu masih terus memandanginya sinis, membuat Cinta beberapa kali menelan air liur yang berasa semakin pahit di tenggorokannya. Mereka masih diam, dan Cinta pun sama sekali tidak berniat membuka pembicaraan dengan orang di depannya. Tiba-tiba saja orang itu menghela nafas panjang,
“ loe harus tanggung jawab dengan apa yang udah loe perbuat ke gue, udah gue tolongin kemaren.  Ini loe malah cari perkara sama gue”
“ om, gue kan udah bilang nggak sengaja. Serius deh om, kalau boleh ngulang kejadian kemaren mending nggak usah terjadi deh. Gue minta maaf om, kasihani gue dong om”
“ maaf, nggak sengaja itu mulu yang loe ucapin. Gatel telinga gue”
“ terus gue harus gimana om, ngegantiin mobil om. Om mana gue punya uang untuk nggegantiin barang mahal begitu”
“ jadi loe mau lari dari tanggung jawab loe?” Cinta menggeleng mantap, wajahnya di buat semelas mungkin, kali aja tuh orang mau maafin gue, batin Cinta. ”Jangan sok imut dan pasang tampang melas begitu, loe kira gue bakal maafin loe gitu aja” wajah Cinta benar-benar berubah pias, gagal. Di tundukkan wajahnya menyerah, pasrah. Cowok itu masih memandangnya galak bin jutek kearahnya.
“ okelah, karena gue tau. Loe nggak bakal sanggup ngegantiin mobil gue, jadi gue punya alternative lain dan loe harus mau menerimanya nggak ada kata menolak. Neh loe baca dan loe tanda tangani” Cowok itu menyerahkan selembar kertas ke Cinta, Cinta mengambilnya dan membaca. Matanya sedikit melotot setelah tahu isi selebaran itu.
“ what, pacar pura-pura, selama 2 bulan. Ini bercanda kan om”
“ loe lihat sendirikan gimana isinya, jangan bawel dan loe buruan tanda tangani di kolom bawa, tepat di atas nama loe.”
“ tapi om, masa gue harus jadi pacar pura-pura om sih. Emang nggak ada cewek lain yang seumuran gitu sama om sampai gue yang om pilih” cowok itu menggeleng.
“ tanda tangan dan jangan bawel, ini juga sementara. Loe jangan khawatir, daripada gue di paksa buat di jodohin sama nyokap gue” Cinta lemas dan segera menanda tangani perjanjian itu. “ nah ginikan nggak pake lama, mulai saat ini loe resmi jadi pacar gue, pacar pura-pura gue. Jadi kalau gue lagi ngebutuhin loe, loe harus ada waktu buat gue”
“ iyah om, nggak papa deh, yang penting urusan kita beres”
“ satu lagi, nama gue Alan. Gue mahasiswa tingkat akhir, umur gue baru 22 tahun. jadi loe nggak pantes manggil gue om. Panggil gue kak Alan, oke”
“ kak Alan, oke”
“ kita deal. Tugas loe di mulai nanti malam, loe ikut gue buat ngeyakini orangtua gue kalau gue udah punya pacar dan nggak harus di jodoh-jodohin. Ntar jam 6 sore loe gue jemput” Cinta mengangguk lemas.
Alan mengantar Cinta pulang, sebagai permulaan Cinta bersedia menjadi pacar pura-pura untuknya. Sampai rumah Cinta langsung naik keatas dan masuk kekamarnya, di rebahkan tubuhnya keranjang yang sangat-sangat empuk dan nyaman tersebut. Di tatap lagi selembar kertas di tangannya, dan lagi-lagi dia menghelakan nafasnya panjang.
“ mimpi apa gue, hanya gara-gara satu kaleng rusak jadi begini hidup gue. Seumur-umur gue belum pernah pacaran lah ini malah di kontrak jadi pacar pura-pura orang yang lumayan nggak waras itu. Ya tuhan dosa apa gue, jadi rumit begini. Masa gue harus berurusan dengan orang dewasa yang super galak itu” diusap-usap wajahnya yang berasa sumpek, sedikit demi sedikit kantuk menyerang Cintapun terlelap. Tidur dan berkelana di alam mimpi yang serba indah.
Cinta masih terlelap saat mama masuk ke kamarnya, mama tersenyum melihat anak semata wayangnya tertidur. Di tepuk pipi Cinta pelan.
“ sayang, bangun yuk. Ini udah sore loh, mandi dulu ntar kalau mau lanjut tidur nggak papa. Bangun yuk” mama mengusap rambut Cinta lembut, Cinta pun mengerjabkan matanya dan bangun.
“ emang ini jam berapa ma?”
“ tuh lihat, udah jam setengah enam loh. Bangun mandi yah,”
“ apa ma, setengah enam. Ya ampun lama banget Cinta tidur ma, eh iyah ma. Cinta mau di ajak temen Cinta main neh, dia jemputnya ntar jam enam. Bolehkan Cinta main ma?”
“ boleh aja sih, asal jangan terlalu malam dan mama harus tau siapa yang akan ajak Cinta main”
“ oke ma, ntar Cinta kenalin. Cinta mau mandi dan siap-siap yah keburu teman Cinta datang, soalnya temen Cinta ini super bawel dan cerewet banget”
“ ya udah. Kamu buruan mandi sayang, mama keluar dulu”
“ oke ma, eh ma. Ntar sekalian bilangin  kepapa loh, kalau Cinta perginya nungguin papa bisa-bisa gagal”
“ iyah sayang,” mama berlalu dari kamar Cinta. Saat Cinta hendak masuk kamar mandi, sebuah SMS masuk ke handphonenya.
cinta, loe nggak usah dandan dari rumah. Gua mau ajak loe ke salon dulu sebelum ketemu nyokap, bokap gue’ sms dari Alan.
“ lagian yang mau dandan itu siapa yah, nggak banget deh” seru Cinta kesal, dia langsung menyambar handuk dan masuk kekamar mandi.
Cinta sudah bersiap saat mama mengetuk pintu kamar,
“ Cinta, temen kamu udah datang neh”
“ iyah mah sebentar, Cinta sudah selesai kok.” Cinta keluar kamar, “ udah dari tadi ma kak Alan dateng?”
“ belum. Baru 5 menit yang lalu, udah temuin sana. Mama tadi sudah kenalan dengan dia, kenal dimana kamu sayang pacar kamu sopan dan dewasa banget, kayaknya sama sekali nggak bawel dan cerewet seperti yang kamu certain deh Cin. mama suka” Cinta tersenyum kecut.
‘sopan ma, kayaknya sama Cinta dia kurang ajar banget deh’ batin Cinta. “ eh ma, mama kok tau dia pacar Cinta? Kak Alan bilang yah?”
“ nggak, mama Cuma nebak-nebak aja kok”
“ yeh mama sok tau deh, “ Cinta dan mama turun dari kamar dan nemuin Alan yang sudah menunggu di ruang tamu.
“ Alan, ini Cintanya sudah selesai”
“ oh iyah tante, saya pamit yah tante ajak Cinta jalan. Janji deh tante bakal jagain Cinta tanpa kurang suatu apapun dan bakal ngebalikin Cinta seperti sediakala”
“ iyah tante percaya Alan, hati-hati yah pulangnya jangan kelewat malam yah”
“ yah udah ma, Cinta berangkat dulu yah” Cinta dan Alan langsung keluar dan masuk kedalam mobil.
Cinta masih menatap Alan dengan pandangan sinis dan curiga, Alan melirik sebentar dan kembali fokus ke mobil.
“ternyata yah kak, orang sebawel dan se angkuh loe. Bisa juga hormat sama nyokap gue”
“ya bisalah, gue emang baik. Cuma sama loe aja yang gue rada nggak rela ngebaikin elo” di jawab seperti itu Cinta langsung memalingkan wajahnya sambil menahan geram dan dongkol yang menumpuk di dadanya.
“terserah elo deh kak, bodo amat pokonya. Terus ntar gue harus gimana bersikap ke keluarga elo kak? Guekan takut kalau-kalau keluarga elo itu galak dan nggak mau nerima gue”
“ yah, bersikap seperti biasa aja. Jadi diri loe sendiri, yang penting loe sopan dan nggak malu-maluin gue. Lagian gue punya adik cowok yang seumuran sama elo juga, elo bisalah nyaman” wajah Cinta berubah sumringah dan senang.
“adik loe pasti cakep kan, bisa dong buat gue” Cinta mengedip-ngedipkan matanya kearah Alan.
“enak aja loe, loe itu udah milik gue. Jadi awas aja loe macem-macem ma adik gue”
“kan Cuma pura-pura ini. Setelah perjanjian kita usai, gue bisa tuh ngedeketin adik loe”
“ jangan mimpi emang loe mau di omongin orang cewek nggak bener, habis pacaran sama abangnya sekarang pacaran sama adiknya lagi” Cinta tersenyum kecut.
“ oh iyah yah. Gue nggak kepikiran”
“ cewek abg kayak loe itu, mana pernah kepikiran hal sekecil ini”
“abg-abg, gue udah kelas tiga yah kak. Bentar lagi lulus dan umur gue juga udah 17 tahun waktu lulusan ntar”
“kan baru ntar, belum sekarang. Kalau sekarang loe itu masih anak abg labil” Cinta memanyunkan bibirnya kesal. Di palingkan lagi wajahnya, melihat jalanan yang di penuhi cahaya lampu-lampu. Mereka diam hingga sampai ke parkiran salah satu salon terkemuka di kota itu. Mereka masuk,
“hei mbak, “ sapa Alan apa seorang perempuan yang lagi sibuk di depan laptopnya. Cinta tersenyum.
“Alan, akhirnya kamu mau juga mampir kesalon mbak. Ada apa tumben-tumbenan kamu”
“ neh, pacar yang kemaren aku certain ke mbak itu”
“ oh, pacar pura-pura kamu. Cantik loh Lan, kenapa nggak di jadiin pacar beneran aja. Kalian cocok loh” Cinta mengedut ludahnya.
‘ ternyata loe comel banget kak Alan’ sergah Cinta dalam hati.
“ halo, kenalin saya kakak iparnya Alan. Sonia, semoga kamu kuat yah jadi pacar Alan walau Cuma pura-pura”
“ halo mbak, aku Cinta mbak. Ya mudah-mudahan deh mbak”
“ tuh kan Lan, dia sopan dan manis banget”
“ mbak, dia masih SMA.”
“ salahnya dimana? Kan nggak jauh-jauh amat”
“udah ah mbak, jadi ribet urusannya neh. Sekarang mbak bantuin aku deh, me make over Cinta supaya cantik dan menarik saat ketemu papa, mama nanti”
“ itu urusan gampang Alan, udah ketrampilan mbak. Ayo Cinta ikut mbak, kamu tunggu disini aja Lan, mbak mau buat kejutan sama kamu nanti”
“ oke mbak, terserah mbak deh. Eh iyah, jagoanku Sultan mana mbak? Kok nggak keliatan”
“ sudah di jemput mas mu tadi, kebetulan masmu itu pulang kantornya cepet jadi bisa bawa Sultan pulang dulu, kasihan kalau disini terus. Sementara kamu tau sendirikan Sultan nggak mau di pegang sama siapapun selain keluarganya” cerocos mbak Sonia sambil mulai memake up Cinta.
“ iyah sih, kasian juga Sultan. Ntar kelamaan disini dia jadi pengen punya salon juga kayak mamanya” mbak Sonia tertawa mendengar ledekan Alan. Cinta tidak berkomentar sedikit pun, dia merasa nyaman ada di antara Alan dan kakak iparnya. Rasanya hal seperti ini tidak pernah dia jumpai di rumah, kehangatan antara kakak dan adiknya. Boro-boro bisa berbagi cerita dengan saudara, Cinta anak tunggal di keluarganya. Cuma mama yang bisa di ajak sharing.
Setelah beberapa saat Cinta selesai di make over, dan ganti baju dengan dress pink yang cantik dan lembut, mbak Sonia menggandeng Cinta keluar dari kamar pas di samping toilet.
“ tara, liat Lan. Pacar kamu cantik sekali, maksud mbak pacar pura-pura kamu cantik sekali” seru Mbak Sonia, Alan langsung berdiri dan menghampiri Cinta. Dia manggut-manggut puas melihat hasil make over kakaknya.
“oke makasih mbak, udah bantuin aku. Doain supaya semuanya sukses dan papa mama nggak riweh nyariin gue jodoh”
“ tenang aja Lan, pasti mbak doain. Lagian mbak sama masmu juga agak keberatan kalau kamu harus nikah muda”
“ pasti itu mbak, ya udah kita pamit yah mbak”
“ mbak, makasih banget yah. Udah dandanin Cinta seperti ini”
“ iyah Cinta sama-sama, kalian hati-hati yah. Cinta jangan lupa sering main kesini yah” Cinta mengangguk. Mereka masuk ke dalam mobil.
Alan memarkirkan mobilnya keteras rumah yang mewah dan elegan, segera membuka pintu mobil dan tidak lupa membuka pintu  Cinta juga. Cinta mulai gugup
“ udah loe tenang aja, keluarga gue baik kok. Santai rileks oke sayang” Cinta hanya mengangguk. Alan menggandeng tangan Cinta masuk ke dalam, sampai dalam mama dan papanya sudah menunggu di ruang tamu.
“ mama papa,”
“ Alan, akhirnya kalian sampai juga” sambut papa Alan, ramah. Mama tidak henti-hentinya memandang ramah ke Cinta. Cinta menganggukkan kepalanya dan ikut menyalami keduanya.
“ ma, pa. kenalin ini pacar Alan, namanya Cinta.”
“ om tante, selamat malam”
“ iyah, ayo Cinta silakan duduk. Jangan canggung yah,”
“ kenal dimana Lan? Kenapa baru di kenalin sekarang coba sama mama papa. Kalau kamu punya pacar secantik ini” seru mama senang, sambil terus memandang Cinta.
“ mama, papa. Nggak Tanya sih”
“mama seneng banget loh, pacar kamu manis banget sayang. Kalau begini mama kan nggak repot cariin jodoh buat kamu, mama sekarang lega rasanya yakan  pa”
“ iyah Alan, papa juga lega. Nak Cinta masih sekolah atau kuliah?”
“ sekolah om, sudah kelas tiga”
“ oh, sama dong sama Alwi yah mah. Adiknya Alan juga masih sekolah dan kelas tiga juga, sayang dia lagi ngapel katanya kerumah pacarnya. Jadinya nggak bisa di kenalin” Cinta hanya mengangguk dan tersenyum.
“ Cinta, Alan baikkan sama kamu. Dia nggak pernahkan nyakitin kamu?” Tanya mama Alan.
Cinta menggeleng, “ nggak kok tante, kak Alan baik banget sama Cinta, kak Alan juga perhatian banget sama Cinta”
“ bagus deh kalau begitu, tante pikir karena kamu masih SMA. Alan jadi macem-macem sama kamu. Asal Cinta tau yah, Alan itu cowok dewasa yang sangat berbahaya  loh” Alan salah tingkah di sebut begitu.
“ ah mama, buat Alan malu aja. Jangan buka kartu dong di depan pacar Alan” mama dan papa pun tertawa.
“loe macem-macem sama gue kak, kena loe bogem mentah dari gue” batin Cinta.
“ nah, dari pada kita kelamaan ngobrol. Mending kita makan malam yuk, udah laper nih” mereka pun menuju ruang makan di belakang. Sambil makan mereka terus ngobrol dan bercanda. Cinta merasa sangat nyaman ada di kelurga yang baru di kenalnya ini.
Akhirnya pertemuannya dengan papa dan mama Alan sukses, Cinta bisa bernafas lega. Saat sudah berada di dalam mobil Alan,
“ acting loe menyakinkan banget Cin, terima kasih untuk malam ini.”
“ bukan apa-apa kak Alan, tapi swer deh selain pura-pura jadi pacar loe yang lainnya natural loh, asli, real dan tanpa acting” Alan mengangguk sambil mengacungkan jempol kanannya, diusap-usap kepala Cinta.
“ oke deh, karena malam ini sukses banget. Loe mau apapun gue kasih” Cinta sumringah.
“ bener neh mau kasih gue apapun?” Alan mengangguk mantap, Cinta tengah berfikir keras untuk  meminta sesuatu dari Alan. “ ehm, inikan masih jam setengah 9. Gimana kalau kakak temeni gue ke mall, kebetulankan di mall itu ada show snow. Dari kemaren gue pengen banget kesana, tapi nggak jadi terus yah yah”
“ show snow, yakin loe mau kesana”
“ katanya apapun permintaan gue,”
“ oke kita kesana,” Cinta bersorak gembira, Alan pun memacu mobilnya ke Mall yang ada show salju. Setelah sampai Cinta tersenyum senang dan bahagia.
“ akhirnya kak Alan, gue bisa kesini juga. Habisnya temen-temen gue pada nggak mau nemeni gue kesini, padahal mereka tau loh kalau aku itu suka banget salju yah walaupun belum pernah liat yang aslinya sih. Tapi dengan beginikan gue bisa menikmati dan menghapus rasa penasaran gue” Alan tidak memperhatikan Cinta berbicara, dia sibuk merapatkan jaket yang dia pakai, jaket yang wajib di pakai sama pengunjung show salju itu. Menyadari kalau Cinta di cuekin, Cintapun melotot kearah Alan.” Loe dengerin gue nggak sih kak?”
“ iyah gue dengerin. Ini kita nggak bisa udahan aja yah, sumpah deh gue nggak suka banget kalau ada di ruangan yang super dingin begini. Bener deh Cin,”
“ is, apaan sih. Gue kan lagi asyik banget nih kak disini, masa langsung keluar”
“ gini deh, loe main sendiri aja. Gue tunggu di luar yah Cin,” Cinta menggeleng.
“ nggak ah, ngapain. Kan nggak enak sendirian”
“ dasar anak kecil, loe nggak liat gue udah menggigil parah begini”
“ emang nggak asyik ngajakin cowok sok cool kayak loe, taunya nggak kuat sama hawa dingin.”
“ kalo gue kelamaan di tempat dingin, walaupun lagi nggak pingsan gue bisa kena pnuemia”
“ idih aneh banget sih loe kak, ya udah deh. Kita keluar aja, yang penting gue udah ngerasain salju. Yah walaupun Cuma sebentar banget” Cinta menarik tangan Alan keluar dari tempat itu. Setelah mengembalikan jaket mereka langsung keluar menuju parkiran.
“ gue pikir neh, loe itu abg egois Cin. Loe nggak peduli urusan orang lain, kirain loe mau seneng-seneng sendirian aja” Cinta pengen mengamuk saat mendengar celoteh Alan, namun sebelum niatnya tersampaikan Alan sudah memandangnya dengan pandangan yang serius, tidak ada bercanda sama sekali. Cinta hanya mengangguk bangga.
“ nggak masalah kak, gitu doang. Loe lebay sih” Alan menjitak pelan kening Cinta.
Cinta mengaduh pelan, sambil memegang keningnya.
“ tau nggak, baru sehari gue berurusan sama loe kak udah berapa kali aja kepala gue kena jitak. Sakit tau” Alan tidak menjawab, dia masuk kedalam mobil. Mau nggak mau Cinta mengikut.
***
            Entah kenapa pagi ini Cinta sedikit was-was dan deg-deggan parah, jantungnya seperti mau lepas dari peraduannya. Padahal pagi ini semua berjalan rapi, bangun tepat waktu, tugas sekolah sudah kelar semua, bahkan kalau telat juga nggak mungkin, karena saat ini jam di pergelangan tangannya masih menunjukkan pukul gt06.20, walaupun dia pergi dengan santai juga nggak akan membuatnya terlambat. Di pukul pelan dada atas, berharap bisa menetralisir rasa yang nggak enak di hatinya, namun tetap saja tidak berpengaruh sama sekali. Daripada semakin tidak karuan Cinta memutuskan berangkat.
            “ Cinta…..” mama teriak dari luar. Cinta segera menemui mama, baru saja menginjak rumput sontak Cinta menarik kembali kakinya kedalam.
            “ kak Alan,” Cinta sedikit memekik saat melihat Alan sudah ada di rumahnya dan sedang asyik ngobrol dengan mamanya. Jadi ini yang membuat Cinta deg-degan parah, ‘ Alan ngapain loe’
            “ hai Cinta, pagi”
            “ pagi… kak Alan ngapain pagi-pagi sudah sampai sini?”
            “ sayang, kamu kenapa nggak bilang kalau Alan ini benar-benar pacar ka              mu. Pake bilang tadi malam mama sok tau lagi. Dan kejutannya lagi ternyata mama kenal baik loe dengan mama Alan” Cinta tersenyum kusut, asam.
            ‘ ini orang bawel banget yah, kemaren di isi perjanjiannya kan tidak ada yang boleh tau. Kenapa dia umbar ke mama sih. Awas loe kak’ gerutu Cinta dalam hati.
            “ nah tante, dari pada Cinta entar telat sekolah kita pamit yah tante”
            “ iyah Alan, jagain anak tante yah”
            “ itu sudah pasti tante,”
            “ ma, Cinta berangkat dulu yah. Assalamualaikum “ ujar Cinta sambil mencium tangan mama.
            “ hati-hati sayang” Alan menggandeng tangan Cinta. Cinta masih melirik sinis kea rah Alan. Bahkan sampai di dalam mobil Cinta masih memandangnya .
            “ ada apa sih Cin, gitu banget ngeliatin gue?”
            “ maksud loe apa kak, kok mama di kasih tau? Terus loe ngapain ngejemput gue segala? Terus kenapa loe ceritain orang tua loe ke mama? Maksud loe apa sih kak? Kan loe sendiri yang bilang ke gue selain kita berdua nggak ada yang tau dan nggak boleh tau…. Kak jawab dong…..” Alan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, capek mendengar omelan Cinta yang nggak ada habisnya, berkali-kali dia coba untuk memotong pembicaraan Cinta selalu gagal, Cinta terlalu bawel dan cerewet. sebelum Cinta melanjutkan kebawelannya Alan sudah menutup mulutnya dengan sedikit kecupan pelan di bibirnya, Cinta terkejut. Namun tidak menghentikan kebawelannya,
“ kak maksud loe apa?” cup, sekali lagi Alan menciumnya. Cinta msih kekeh dengan kecerewetannya.
“ kok loe nyium gue, “ karena Cinta nggak diam juga. Alan menarik kepalanya Cinta dan kali ini tidak hanya sekedar mengecupnya pelan namun mencium dan sedikit menahannya. Cinta shock dan terkejut, dimundurkan kepalanya
“ loe kak….” Karena tidak mau dicium lagi Cinta menutup mulutnya dengan tangan kiri. Wajahnya merah padam. Tidak berani menatap Alan.
            “ udah, bawel banget sih loe. Dengerin dulu gue ngomong jangan nyerocos mulu. Baru ngerasainkan dicium laki-laki, dengerin baik-baik gue ngomong oke tadi gue niatnya sih nggak kepengen ketemu nyokap loe, nggak taunya nyokap loe udah di depan nyiramin taneman. Yah mau nggak mau gue ketemukan, terus mama loe Tanya, gue ini sebenarnya temen atau udah lebih dari teman, gue mau jawab Cuma temen mama loe udah ngejudge kita pacaran ya udah gue ngangguk aja. Mama loe mulai nanya macem-macem deh, sampai pertanyaan tentang keluarga. Yah gue sih niatnya nyeritain tentang mama yang lebay-lebay biar mama loe nggak Tanya-tanya lagi, nggak taunya mama gue temen main mama loe dan sama kelakuannya sama mama gue, malahan mereka punya usaha bareng lagi. Yah bukan salah gue, ini pun salah loe tau. Dandan mau kesekolah aja lama banget, yah gue ngobrol sama mama loe kebanyakan”
            “ kok gue yang disalahin, loe ngapain ke rumah gue, pake acara ngejemput gue..” seru Cinta berapi-api, setelah dapat menguasai shocknya pasca di cium Alan.
            “ yah gue Cuma mau ngejemput loe aja, kebetulankan ngelewatin rumah loe yah sekalian. Gue juga ada urusan di kampus”
            “ masak?”
            “ terserah kalau nggak percaya sama gue”
            “ bodo’ ah gue bête sama kakak tau,”
            “ iyah maaf, dasar abg bisanya Cuma ngambek” Cinta masih diam, masa bodoh. Sikap cueknya berlangsung sampai mereka tiba di depan sekolah, Cinta langsung turun. Alan langsung menghampiri Cinta dan melarang Cinta berlalu.
            “ iyah deh, gue salah. Bener deh, maafin yah. Nggak lagi-lagi deh, ehm kayaknya gue mesti berpikir ulang neh kalau seandainya mau pacaran sama anak SMA”
            “ apanya yang nggak lagi, udah ketauan mama semua. Loe taukan kak kalau ibu-ibu udah tau anaknya saling dekat, pasti heboh”
            “ gini deh, kita nggak usah debat dulu yah. Loe masuk sekolah, ntar loe gue jemput lagi. Kita selesein di tempat yang aman, disini bener-bener rawan loe nggak liat banyak yang ngeliatin kita”
            “ okeh, terserah” Cinta sudah bersiap lari,
            “ eh tunggu….. maafin gue dulu” Cinta menghentakkan kakinya kesal
            “ iyah gue maafin, tapi nggak yang tadi loe nyium gue. Pikirin aja caranya buat dapet maaf dari gue, enak aja loe udah mencurinya dari caon pacar gue nantinya” Alan bengong.
            ‘ dasar anak kecil, baru di cium gitu aja udah heboh’ batin Alan, dia langsung masuk mobil dan berlalu.
            Cinta masih berlari kencang melewati kedua temennya Hana dan Citra, mereka langsung bengong dan mengikuti Cinta yang ternyata masuk kedalam toilet.
            “ loe kenapa Cin, dateng-dateng udah ke toilet aja. Kebelet loe?” Cinta menggeleng.
            “ jadi kenapa?”
            Nggak mungkin Cinta cerita semuanya, pasti bakal jadi bahan ejekan keduan temennya ini “ nggak gue kepengen aja ke toilet aja, cuci tangan aja”
            “ ya ampun, kirain kenapa. Udah ah kita ke kelas yuk” Hana dan Citra menarik tangan Cinta. Mereka beriringan menuju kelas, Cinta tidak sabar menceritakan kejadian pagi ini dan kemaren. Yang menurutnya sangat harus dia ceritakan, karena dia tau kedua sahabatnya ini nggak mungkin mengumbar rahasia dia begitu pun dia kepada temen-temennya karena mereka sudah sahabatan sejak sd sampai sekarang.
            “ guys, loe nyangka nggak kalau gue tadi di cium?”
            “ kalau Citra yang bilang gitu sih biasa, dia kan emang kayak soang. Nyosor mulu bawaannya, tapi kalau loe sih agak kurang percaya sih” Citra meninju lengan Hana, nggak terima di ledek mirip soang.
            “ tadi pagi, kak Alan nyium gue. Katanya gue terlalu bawel,”
            “ Alan siapa? Kok bisa” Hana dan Citra mulai panic, saking penasarannya.
            “ itu cowok yang kemaren,”
            “ oh my god Cin, cowok yang super cakep kemaren itu. Wah gue mau dong”
            “ Citra loe apaan sih, kecilin deh suara loe” Hana gusar “ emang cowok itu siapa sih Cin, jangan-jangan loe udah jadian lagi sama dia dan nggak kasih tau kekita” Cinta menggeleng.
            “ nggak kok, gue nggak pacaran sama dia. Cuma temenan aja”
            “temenan kok gitu banget sampai berani nyium loe segala, tapi emang loe di cium apanya sih heboh banget. Kalau Cuma kening atau pipi sih gue sering di cium, ama nyokap gue” Cinta menggeleng “ jadi, masa di dagu kan nggak lucu” Cinta menggeleng lagi dan menunjuk bibirnya, Hana melongo super besar begitu pun Citra dia bahkan sedikit lebay karena di sertai teriakan dan loncat-loncat nggak jelas.
            “ serius loe Cin,” Cinta mengangguk
            “ kayaknya gue sudah berurusan dengan pria dewasa yang sangat berbahaya tau nggak, “
            “ kenapa nggak loe jauhin aja Cin, dari pada nanti loe kenapa-kenapa lagi” seru Hana tidak sabar.
            “ nggak mungkin, tapi sejauh ini nggak ada yang aneh-aneh banget kok. Masih sekedar normal-normal aja,”
            “ mudah-mudahan deh Cin, tuh cowok bisa bertanggung jawab” Cinta mengangguk, Citra juga langsung merangkul Cinta setelah berhenti dari acara lompat-lompatnya.
            “ tunggu Cin, maksud loe nggak mungkin apaan?”
            “ yah nggak mungkin, ehmmm….itu  Nyokap gue udah kenal sama kak Alan. Bahkan sudah percaya banget sama dia Han”
            “ yah loe bilang ke mama loe dong, kalau dia itu berbahaya”
            “ nggak akan percaya, belum lagi kalau kak Alan itu anaknya temen mama gue Han”
            “ wah susah neh Cin, tapi yah loe jaga-jaga aja kalau dia kira-kira sudah berbuat lebih jauh”
            “ pastilah, tenang aja. Loe nggak ingat temen loe ini pemegang sabuk hitam taek wondo”
            “ dari hongkong, taek kebo iyah. baru mulai aja loe udah kabur” Cinta tertawa disindir seperti itu, mereka masuk kekelas.
***
            Cinta langsung pergi saat bel waktu pulang bordering, teriakan Citra sama sekali tidak dia gubris pura-pura tidak dengar. Alan sudah menunggu di luar pagar, Cinta menghampirinya dan masuk kedalam mobil. Alan pun segera mengemudikan mobilnya menjauhi sekolah Cinta, dia membawa Cinta kesebuah taman. Yah apalagi kalau tidak menjelaskan semuanya dengan Cinta.
Setelah sampai Cinta langsung menuntut Alan untuk kejelasan semuanya, di pandang garang begitu Alan hanya tertawa. Alan mengacak rambut Cinta dan disambut dengan tepisan.
“ galak banget sih loe, iyah deh bakal gue jelasin semuanya. Gini deh anak kecil, kalau seandainya gue nggak kasih tau semuanya ke mama loe. Dan misalnya mama loe ketemu nyokap gue terus ngerumpiin anaknya, dan tau kita ini anak mereka mama gue bilang loe itu pacar gue, eh ntar mama loe bilangnya beda gimana? Mama loe bilang kalau loe itu Cuma temenan sama gue atau bahkan mama loe bilang kalau kita baru kenal. Apa jadinya kalau begitu, inget anak kecil mama loe dan mama gue itu sohipan. Kalau nggak di atasi dari awal, perjanjian belum habis ketauan iyah. Bisa berabe” Cinta tengah berfikir keras, mencerna semua celoteh Alan.
“ kok loe bisa kepikiran sejauh itu yah kak, nah gue bener deh sama sekali nggak sampai situ” akhirnya Cinta menerima penjelasan dari Alan.
“ soalnya otak loe itu belum nyampe, untuk memikirkan yang begituan. Loe taunya kan seneng-seneng, main sama ngegosip bareng geng loe” Cinta cemberut.
“ kita nggak geng yah, kita bersahabat baik tau”
“ sama saja, nah sekarang sudah jelaskan. Mending gue anter pulang loe,” Cinta menunjuk sejenak.
“ loe belum minta maaf soal loe nyium gue tadi, enak aja. Seumur-umur gue nggak pernah yah di cium cowok, lah ini di cium bukan cowok gue lagi. Enak aja loe” Alan tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
“ kata siapa gue bukan cowok loe, walaupun Cuma bohongan tetap aja status yang di ketahui orang-orang loe pacar gue. Makanya lain kali jangan kelewatan bawel dan cerewet, kalau nggak mau gue cium lagi”
“ ih, susah banget ngomong sama orang dewasa yang rada strees kayak kakak. Kok perasaan gue kalah mulu, bener deh”
“ nggak usah di pikirin mending pulang yuk” Alan menarik tangan Cinta dan mengajaknya masuk mobil dan pulang.
**************
Entah kenapa hari ini Cinta pengen sekali main dan ngobrol banyek dengan Mbak Sonia. Agak sedikit ragu Cinta menjejakkan kakinya ke dalam salon Mbak Sonia, mbak Sonia yang masih sibuk dengan kerjaannya terlihat sumringah dengan kedatangan Cinta.
“ Cinta, tumben kamu ke sini. Alannya kemana?”
“ hei mbak apa kabar? Cinta datang sendirian aja” mbak Sonia menutup laptopnya dan menghampiri Cinta.
“ kenapa Cin? Kok lemes banget sih. Ada masalah sama Alan?”
“ mbak, rasanya Cinta udah capek banget terus-terusan begini”
“ maksud kamu, kamu capek jadi pacar bohongannya Alan?” Cinta mengangguk pelan. “ kenapa nggak kamu coba aja jadi pacar benerannya Alan aja” Cinta tersenyum kecut.
“ mbak Cinta beneran”
“ mbak juga Cin, mbak malah dari dulu maunya kamu jadi pacar benerannya Alan loh”
“ kak Alannya aja begitu, kadang baik, perhatian, tapi kadang nyebelin  banget mbak”
“ jadi ceritanya kamu lagi bingung yah” lagi-lagi Cinta mengangguk. “ mbak Tanya deh, kamu mulai ada rasa tidak dengan Alan”
“ nggak tau mbak, Cinta bingung ih”
“ kamu ini, tapi kalau mbak tebak neh. Kayaknya kamu mulai ada rasa kan sama Alan? Dan mbak liat itu juga ke Alannya”
“ Cinta nggak tau mbak, Cuma Cinta merasa aman dan  nyaman kalau dekat kak Alan. Terlebih lagi mama dan papa juga suka dengan kak Alan”
“dan mbak yakin mama dan papa mertua mbak juga suka dan sayang banget sama kamu Cinta” Cinta hanya menundukkan kepalanya hampa.
Sudah satu setengah bulan Cinta berurusan dengan Alan, rasa jenuh sudah menghinggapi hati Cinta. Saat sedang duduk berdua di atas tikar sambil menikmati pemandangan kebun teh dan sawah yang hijau ranau di depan mata, ketika Alan, Cinta, dan temen-temen mereka liburan di puncak, Bogor. Menikmati masa tenang seusai melaksanakan ujian semester ganjil di sekolah Cinta. Alan berbaring di atas tikar sementara Cinta sedang memperhatikan Citra, Hana, Todi teman Alan dan Soni teman Alan juga sedang bergurau di tengah-tengah kebun teh.
“ dari pada loe duduk-duduk nggak jelas, mending tiduran Cin”
“ ide bagus tuh kak” Cinta meraih lengan Alan dan menjadikannya bantalan kepalanya. Alan hanya tersenyum.
“ kak,” Alan tidak menyahut, di ulangi lagi panggilan Cinta “ kak, Kak Alan..”
“ iyah, apaan?”
“ kenapa kakak nggak cari pacar beneran gitu, kan kita nggak mesti pura-pura terus begini kak. Kakak nggak capek?”
“ jadi loe udah bosen, jadi pacar pura-pura gue?”
“ bukan gitu maksud gue kak, maksudnya yah kakak kan bisa ngenalin pacar kakak beneran sama orangtua. Ngebohongi orang tua terus menerus nggak baik loh kak, dosa” Alan tidak menjawab. Merasa di cuekin Cinta memiringkan badannya kearah Alan dan menyenggol-nyenggol perut Alan.
“ belum kepikiran, gue masih nyaman dengan begini. Yah kalaupun gue harus punya pacar beneran, gue maunya sih… loe”
“ kak Alan, gue nggak lagi bercanda loh”
“ yang bercanda siapa Cin, gue beneran yah itupun kalau loe mau sama cowok dewasa yang kata loe itu berbahaya” Cinta hanya mengangkat bahunya sejenak.
“ gue nggak mau kena kerjain lagi ah. Gue udah kebal” Cinta bangkit dari tidurannya. “ dari pada tambah ngaco, mending sepedahan yuk kak”
“ males ah”
“ gue yang boceng deh, ayo” Cinta menarik lengan Alan menuju sepeda yang terparkir tidak jauh dari mereka. cinta sudah siap di bangku depan mau nggak mau Alan pun naik di boncengan.
“ pegangan kak, ntar jatuh nggak tanggung jawab loe gue”
“ iyah bawel,” mereka pun menelusiri jalanan yang asri dengan sepeda, Cinta tersenyum indah.
“ pegangan kak, jalanannya menurun neh”
“ pelan-pelan Cinta,” Alan refleks memeluk pinggang Cinta, ‘ kenapa rasanya jadi beda begini,’ batin Alan.
‘ OMG, kak Alan kenapa mesti pegangannya sampai meluk begini. Mana jatung gue jadi deg-degan lagi’ gumam Cinta dalam hati, karena melamun Cinta tidak memperhatikan jalanan. Sepedanya oleng, mereka jatuh di pinggir jalan karena menabrak trotoar. Untung saja rumput yang tumbuh lumayan lebat.
“ auw…..” Cinta jatuh tertimpa sepeda. Alan sama sekali tidak jatuh.
“ pelan-pelan Cinta, jadi nyusruk begini kan” seru Alan sambil membantu Cinta untuk berdiri. Kedua tangannya di genggam erat Alan, saat membantunya berdiri.
‘ kalau kamu menggenggam tangan seorang cewek dan kamu merasakan getaran yang nggak biasa di hati kamu, dan menghasilkan rasa yang aneh itu tandanya benih-benih Cinta mulai tumbuh di hati’
Alan menarik Cinta untuk berdiri, dan mendirikan sepeda. Kaki Cinta sedikit terkilir karena terkena trotoar jalan,
“ kan udah gue bilang Cin, pelan-pelan. Liat kaki loe jadi pincang begitu”
“ gue kan nggak tau kak, mau nabrak trotoar itu kak. Kaki gue sakit tau kak” Cinta sedikit meringis.
“ gini deh, mending kita cari tukang urut di dekat sini. Dari pada kaki loe tambah parah”
“ sepedanya gimana?”
“ gue udah sms Soni buat ngejemput sepeda disini, dan juga sekalian kasih tau kita cari tukang urut”  Alan langsung menggendong Cinta, untung rumah tukang urut tidak terlalu jauh dari tempat mereka. mereka di sambut tukang urut,
“ nek, tolongin temen saya. Kayaknya dia terkilir”
“ iyah, ayo di bawa masuk aja nak” mereka masuk ke rumah tukang urut itu Alan langsung menaruh Cinta di bilik tukang urut tersebut, tidak berapa lama nenek tukang urut datang sambil membawa minyak untuk kaki Cinta yang terkilir dan pelan-pelan mulai mengurut kaki Cinta.
“ nenek, pelan-pelan sakit”
“ tahan sebentar yah nak, ini kalau tidak segera di tangani bisa bengkak dan lama sembuhnya”
“ iyah, bawel amat sih loe. Mau kaki loe kenapa-napa?” Cinta mencengkeram lengan Alan saat nenek itu menekan agak keras di pergelangan kakinya.
“ aduh sakit nek,”
“ iyah, ini udah mau selesai kok. Tahan sebentar lagi yah….” Setelah beberapa lama, nenek mengakhiri urutannya Cinta menghembus nafas lega. Sementara Alan ikutan meringis karena Cinta mencengkeram lengannya keras-keras. Di usap- usap lengan kanannya.
“ sorry kak, tadi gue refleks”
“ ini loe yang sembuh, lengan gue yang patah” Cinta cemberut.
“ nah, sudah selesai nak. Besok atau lusa kamu sudah bisa jalan normal lagi kok, terkilirnya tidak terlalu parah”
“ makasih yah nek, udah di bantuin. Kayaknya kami mesti pamit nek, hari mulai sore”
“ oh itah nak. Hati-hati yah” mereka keluar dari rumah tukang urut, Alan masih memapah Cinta pelan-pelan.
“ pelan-pelan dong kak, kaki gue masih sakit neh”
“ ini juga pelan anak kecil. Bawel banget sih,” karena Cinta nggak bisa di ajak jalan cepat, padahal hari sudah sangat sore Alan pun berinisiatif gendong Cinta.
“ jalan loe lelet mending gue gendong” mau nggak mau Cinta pun nurut.
Sementara di vila, temen-temen sudah sangat khawatir apalagi Citra dari tadi nggak bisa diam walau sudah di ingatkan sama Todi untuk tidak panic, tapi tetap saja dia nggak bisa diam.
“ mereka berdua kemana sih, lama banget nggak pulang-pulang. Masak baru sehari kita liburan mereka udah hilang, kak Todi kak Soni. Cari mereka dong” seru Citra
“ Citra, mereka pasti pulang kok. Loe jangan panic gitu dong, gue jadi ikutan panic juga neh” Hana menimpali. “lagian loe begitu nggak buat mereka balik cepatkan”
“ aduh Han, kayak nggak tau gue aja sih. Gue kalau panic memang begini, mau diem juga nggak bisa”
“ udah-udah Citra, Hana. Kok malah rebut, ini gue tadi dapet sms dari Alan kalau mereka udah jalan pulang. Paling 10 menit lagi mereka nyampe, katanya tukang urutnya nggak jauh kok dari vila” lerai Soni.
“ iyah ladies, kalian santai aja. Kita itung sampai seribu mereka pasti datang kok” Todi  berlagak sok dewasa.
“ kelamaan kali kak Todi sampai seribu, maunya sekarang mereka sampai ke rumah tau”
“ udah sabar Citra, kita tunggu aja” tidak berapa lama mereka menunggu ada yang mengetuk pintu. Kontan mereka langsung menuju ke pintu dan membukanya.
“ ya ampun kak Alan, Cinta. Kalian bikin kami deg deggan dan khawatir tau” Alan dan Cinta tidak menjawab mereka langsung masuk dan Alan mendudukkan Cinta di sofa.
“ tadi Cinta kakinya terkilir gitu. Makanya kita cari tukang urut dulu, untungnya ada. Yah kita tinggal beberapa saat  dulu, baru deh pulang”
“ ya ampun kalian ini. Jadi Cinta gimana? Loe udah nggak papakan?”’
“ nggak Hana, gue nggak papa kok”
“ syukur deh kalau begitu. Nah dari pada kita bengong nggak ngapa-ngapain kita barbequen yuk. Pada laparkan tentunya” saran Hana, yang langsung di sambut teriakan dari Citra dan Soni. Menyetujui. Hana mengajak Todi untuk memnpersiapkan alat-alat barbeque, sementara Alan dan Cinta di suruh bersih-bersih terdahulu. Citra dan Soni Cuma ikutan mempersiapkan peralatan, setelah sama-sama selesai Alan dan Cinta keluar dari kamar.
“ gimana kaki loe Cin?”
“ udah mendingan sih tapi yah agak sakit buat jalan,” Alan menghampiri Cinta.
“ gue bantu deh” tanpa meminta ijin Alan sudah memeluk pinggang Cinta dan menaruh tangan Cinta di bahunya. Cinta salah tingkah, wajahnya bersemu merah. Untung saja Alan tidak menyadarinya. Mereka pun turun menemui yang lainnya di halaman belakang villa.
“ duh, kalian ini bikin gue ngiri aja sih. Mesra banget deh yakan Hana” Hana mengangguk.
“ pacar sendiri ini, masa gue mesra-mesraan sama Soni sih” seru Alan, Citra tertawa. Alan dan Cinta duduk di ayunan.
“ yang gue omongin tadi bener loh Cin, gue mau jadi pacar beneran loe” Cinta yang masih sibuk dengan handphonenya langsung menolehnya dan mendapatkan Alan yang tengah menatapnya lembut. Cinta mengedutkan tenggorakkannya.
“ kak Alan nggak salah?” Alan mengangguk. Digenggam tangan Cinta erat dan di letakkan di dadanya.
“ apa yang di katakan mbak Sonia benar. Dan yang lebih mambuat aku yakin, mama dan papa sangat sayang sama kamu. Tapi sekali lagi kamu mau jadi pacar orang dewasa yang super berbahaya ini” Cinta tidak menjawab, dia masih bengong dan mencoba menerjemahkan apa yang dikatakan Alan.
“ apa mau bukti,” dengan cepat Cinta menggeleng, karena kalau Alan sudah berkata demikian pasti akan berbahaya untuknya.
“ nggak mau, aku tau apa yang mau kakak lakukan. Emang aku mau gitu dibego-begoin lagi” Alan tertawa melihat Cinta yang sedikit parno melihatnya.” Mending kakak tuh ambilin sosis dan jagung bakar aja buat aku” Cinta mendorong Alan untuk mengambil apa yang dimintanya.
“ ini pesanannya tuan putri,”
“ wah terima kasih banyak pelayan Alan, cob aloe bisa semanis ini kak setiap hari sama gue. Gue kan pasti seneng banget”
“ dan coba aja loe mau jadi pacar beneran gue, gue akan rela ngelakuin apa aja untuk loe” Cinta tersenyum mendengarnya. Dia memalingkan wajahnya. Alan masih memandang Cinta.
“ anak SMA lucu” seru Alan sambil mengusap-usap kepala Cinta, Cinta hanya tersenyum.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENDORPHIN

ENDORPHIN